Pria New Mexico Didakwa Atas Pembakaran Showroom Tesla dan Kantor Partai Republik
Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengumumkan dakwaan terhadap Jamison R. Wagner (40), seorang pria asal Albuquerque, New Mexico, atas dugaan pembakaran di sebuah showroom Tesla dan kantor pusat Partai Republik setempat. Dakwaan ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan publik terhadap CEO Tesla, Elon Musk, terkait berbagai kontroversi.
Rincian Insiden Pembakaran Tesla
Menurut DOJ, Wagner diduga merusak dua kendaraan Tesla di showroom Tesla Albuquerque pada dini hari tanggal 9 Februari 2025. Salah satu kendaraan mengalami kerusakan signifikan, sementara yang lain tampak hanya mengalami pecah kaca.
Lebih lanjut, DOJ menyatakan bahwa sebuah wadah kaca utuh ditemukan di dalam kendaraan kedua, berisi bahan yang diduga napalm improvisasi.

Selain kerusakan pada kendaraan, gedung showroom Tesla dan enam kendaraan lainnya di properti tersebut juga menjadi sasaran vandalisme dengan grafiti bertuliskan “Die Elon,” “Tesla Nazi Inc,” dan “Die Tesla Nazi,” serta simbol swastika.
Motif dan Dugaan Keterkaitan dengan Kontroversi Elon Musk
Insiden ini terjadi di tengah gelombang kritik terhadap Elon Musk, yang dalam beberapa tahun terakhir dituduh menganut ideologi sayap kanan dan membuat pernyataan kontroversial yang dianggap antisemit dan rasis. Meskipun Musk membantah tuduhan tersebut, banyak pihak yang menganggap tindakannya provokatif.

Serangan Terhadap Kantor Partai Republik
DOJ juga menuduh Wagner menyerang kantor Partai Republik New Mexico (RPNM) pada dini hari tanggal 30 Maret 2025. Dua atau tiga wadah kaca berisi cairan mudah terbakar diduga digunakan untuk merusak pintu gedung, sementara kata-kata ICE=KKK disemprotkan di bagian luar.
Penangkapan dan Konsekuensi Hukum
Wagner ditangkap pada 12 April 2025 oleh agen FBI dan ATF. Ia didakwa dengan dua tuduhan kerusakan atau penghancuran properti secara jahat dengan api atau bahan peledak, dan terancam hukuman 5-20 tahun penjara untuk setiap tuduhan.
Pernyataan Resmi Pihak Berwenang
“Melempar bom molotov bukanlah protes politik,” kata Wakil Jaksa Agung Todd Blanche dalam sebuah pernyataan. “Ini adalah kejahatan berat yang berbahaya yang akan kami tuntut semaksimal mungkin.”
Jaksa Agung Pamela Bondi menambahkan, “Biarkan ini menjadi pelajaran terakhir bagi mereka yang mengambil bagian dalam gelombang kekerasan politik yang sedang berlangsung ini. Kami akan menangkap Anda, kami akan menuntut Anda, dan kami tidak akan bernegosiasi. Kejahatan ada konsekuensinya.”
Leave a Reply