Penggunaan Antibiotik pada Anak: Pedang Bermata Dua?
Penggunaan antibiotik seringkali menjadi solusi cepat untuk mengatasi infeksi bakteri pada anak-anak. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tindakan ini bisa jadi pedang bermata dua. Sebuah studi yang dipimpin oleh ilmuwan di Rutgers University menemukan adanya kaitan antara penggunaan antibiotik yang sering pada anak-anak di bawah usia dua tahun dengan peningkatan risiko terkena asma dan alergi di kemudian hari.
Temuan ini, yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Diseases, menambah daftar panjang peringatan tentang pentingnya pengendalian penggunaan antibiotik secara bijak. Mengapa demikian?
Bahaya Tersembunyi di Balik Antibiotik
Antibiotik memang merupakan senjata ampuh melawan infeksi bakteri. Namun, para ilmuwan telah lama menyadari risiko yang menyertainya. Bakteri terus mengembangkan resistensi terhadap obat-obatan ini, dan resistensi antibiotik kini menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak.
Selain itu, antibiotik juga dapat mengganggu mikrobioma, yaitu komunitas bakteri baik yang hidup di dalam dan di tubuh kita. Banyak antibiotik bersifat spektrum luas, artinya mereka dapat membunuh berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri baik yang bermanfaat. Kerusakan akibat antibiotik ini dapat mengganggu mikrobioma dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.
Hubungan Antibiotik, Mikrobioma, dan Asma
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan mikrobioma akibat antibiotik lebih berbahaya bagi anak-anak, dengan studi yang mengaitkannya dengan kondisi kronis seperti asma. Penelitian terbaru dari Rutgers University berusaha meminimalkan keterbatasan studi sebelumnya dengan menganalisis catatan medis lebih dari satu juta anak yang lahir di Inggris.
Hasilnya, penggunaan antibiotik sebelum usia dua tahun secara positif terkait dengan risiko lebih tinggi terkena asma, alergi makanan, dan rinitis alergi (hay fever). Para peneliti juga menemukan kemungkinan hubungan antara penggunaan antibiotik dan disabilitas intelektual secara umum. Namun, tidak ditemukan hubungan antara antibiotik dengan kondisi lain seperti autisme, penyakit celiac, diabetes tipe 1, atau kecemasan.
Pentingnya Penggunaan Antibiotik yang Bijak
Meskipun penelitian ini hanya menunjukkan korelasi, bukan penyebab langsung, adanya risiko lebih tinggi asma pada anak-anak yang mengonsumsi lebih banyak antibiotik memberikan bukti yang kuat. Studi lain juga menunjukkan bahwa antibiotik sering diresepkan secara tidak tepat, misalnya untuk infeksi yang kemungkinan besar tidak disebabkan oleh bakteri.
Oleh karena itu, pesan penting yang perlu diingat adalah kita perlu mengendalikan penggunaan obat-obatan vital ini, terutama pada anak-anak. Seperti yang dikatakan oleh Daniel Horton, profesor pediatri dan epidemiologi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School dan Rutgers School of Public Health, “Antibiotik penting dan terkadang menyelamatkan jiwa, tetapi tidak semua infeksi pada anak-anak perlu diobati dengan antibiotik. Orang tua harus terus berkonsultasi dengan dokter anak mereka untuk mendapatkan perawatan terbaik.”
Leave a Reply