Kontroversi: NIH Amerika Serikat Ancam Potong Dana Peneliti yang Protes Israel

Kontroversi Kebijakan Baru NIH: Ancaman Pemotongan Dana Bagi Peneliti yang Protes Israel

National Institutes of Health (NIH), lembaga sains terkemuka di Amerika Serikat, mengumumkan kebijakan baru yang menuai kontroversi. Kebijakan ini memungkinkan NIH untuk memotong pendanaan bagi peneliti medis yang terlibat dalam protes politik terhadap Israel. Langkah ini memicu perdebatan tentang kebebasan berpendapat di lingkungan akademis dan potensi dampaknya terhadap penelitian ilmiah.

Detail Kebijakan Kontroversial

Menurut pengumuman resmi NIH, “boikot diskriminatif yang dilarang” termasuk menolak berurusan, memutus hubungan komersial, atau membatasi hubungan komersial dengan perusahaan-perusahaan Israel, atau perusahaan yang berbisnis dengan Israel, atau yang diotorisasi oleh hukum Israel.

Kebijakan yang diumumkan pada hari Senin ini juga menyatakan bahwa NIH “berhak untuk menghentikan bantuan keuangan dan menarik kembali semua dana” dari universitas yang memiliki program keberagaman dan inklusi. Sekolah dan peneliti harus mengikuti pedoman federal jika ingin terus menerima pendanaan.

Implikasi dan Dampak Kebijakan

Sebagai sumber pendanaan utama untuk berbagai program sains, kesehatan, dan penelitian di universitas-universitas di seluruh AS, tindakan NIH ini berpotensi menimbulkan pukulan serius. CNN mencatat bahwa NIH adalah pendana publik terbesar untuk penelitian biomedis di dunia, mengeluarkan sekitar 60.000 hibah setiap tahunnya ke hampir 3.000 universitas dan rumah sakit. Lebih dari 80% dari anggaran tahunan lembaga sebesar $48 miliar disalurkan ke hibah penelitian tersebut.

Konteks Politik di Balik Kebijakan

Kebijakan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintahan AS dan universitas terkait sentimen anti-Israel. Universitas telah menjadi pusat aktivisme politik menentang dukungan AS terhadap kampanye militer Israel. Kampanye ini telah menyebabkan banyak korban sipil, dengan perkiraan terbaru menunjukkan sebanyak 50.000 warga Palestina tewas sejak Oktober 2023.

Pemerintahan Trump mendukung penuh kampanye militer Israel dan berusaha menerapkan kebijakan baru yang menyerang para kritikus Israel. Sebelumnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri mengumumkan rencana untuk memeriksa akun media sosial semua imigran yang datang ke AS untuk mencari tanda-tanda “antisemitisme.”

Reaksi dan Tanggapan

Kebijakan baru NIH ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk akademisi, aktivis, dan organisasi hak-hak sipil. Banyak yang mengkritik kebijakan tersebut sebagai pelanggaran kebebasan akademik dan upaya untuk membungkam kritik terhadap kebijakan luar negeri AS. Sampai berita ini diturunkan, NIH belum memberikan komentar lebih lanjut terkait kebijakan kontroversial ini.