Penemuan Ulat Unik di Hawaii: Berpakaian Bangkai Serangga dan Tinggal Bersama Laba-laba

Ulat ‘Bone Collector’ yang Misterius Ditemukan di Hawaii

Para ilmuwan dikejutkan dengan penemuan spesies ulat yang sangat langka dan kuno di Hawaii. Ulat ini memiliki kebiasaan unik, yaitu mengenakan “tulang” serangga mati sebagai bentuk kamuflase. Penemuan ini, yang dipaparkan dalam sebuah artikel di jurnal Science, mengungkap adaptasi luar biasa di lingkungan yang unik.

Kehidupan Rahasia di Sarang Laba-laba

Ulat yang dijuluki “bone collector” (pengumpul tulang) ini menggunakan kamuflase tersebut untuk bersembunyi di dalam sarang laba-laba. Di sana, ia memangsa serangga kecil lainnya yang terperangkap. Sungguh ironis, ulat ini hidup aman di “sarang singa”, mencuri “harta karun” laba-laba, seperti yang diungkapkan oleh peneliti utama, Daniel Rubinoff dari University of Hawaii at Manoa.

Ancaman Kepunahan Menghantui

Sayangnya, kelangsungan hidup ulat unik ini terancam. Saat ini, mereka hanya diketahui hidup di satu pegunungan di salah satu pulau di Hawaii. Distribusi yang sempit ini membuat mereka rentan terhadap berbagai faktor.

Keunikan Ulat Pemakan Daging

Ulat adalah bentuk larva dari kupu-kupu dan ngengat, yang termasuk dalam ordo Lepidoptera. Hampir semua ulat memakan tumbuhan. Hanya sekitar 0,13% ulat yang bersifat karnivora. Fakta ini saja sudah membuat ulat “bone collector” ini sangat tidak biasa. Namun, cara hidupnya semakin aneh dengan kamuflase bangkai serangga.

Asal Usul dan Sejarah Evolusi

Rubinoff dan timnya telah mempelajari serangga di Hawaii selama beberapa dekade, khususnya ulat dan ngengat dari genus Hyposmocoma. Mereka telah mengkatalogkan beberapa garis keturunan ulat yang berbeda dalam Hyposmocoma, yang saat ini berisi lebih dari 350 spesies yang telah ditemukan. Namun, sejauh ini, hanya satu spesies yang termasuk dalam garis keturunan “bone collector”. Analisis genetik menunjukkan bahwa garis keturunan ini berasal dari setidaknya enam juta tahun lalu, jauh sebelum pembentukan pulau tempat mereka tinggal saat ini.

Faktor-faktor yang Mengancam Populasi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyusutan populasi ulat ini, seperti deforestasi dan gangguan akibat aktivitas manusia. Namun, penyebab utama penurunan populasi ini adalah masuknya spesies invasif non-pribumi ke pulau-pulau tersebut. Rubinoff menjelaskan bahwa hutan-hutan di Hawaii kini didominasi oleh spesies invasif, menciptakan “gurun biologis” yang tidak dapat dihuni oleh spesies asli Hawaii.

Harapan untuk Masa Depan

Rubinoff berharap penelitiannya dapat memacu lebih banyak sumber daya dan pendanaan untuk menyelamatkan dan mempelajari serangga yang sangat unik ini. Ia ingin memahami dasar genomik yang memungkinkan ulat ini membedakan bagian tubuh serangga dari puing-puing di sekitarnya, memilihnya, dan memasangnya ke sangkarnya. Perubahan metabolisme yang memungkinkan mereka memakan daging juga merupakan hal yang sangat menarik untuk diteliti.

Jika ulat “bone collector” punah, itu akan menjadi contoh lain bagaimana Hawaii menjadi “ibukota kepunahan” di dunia. Kita perlu melakukan lebih banyak untuk menyelamatkan spesies yang luar biasa ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *