Misteri Kanker Kolorektal pada Usia Muda: Bakteri Usus Jadi Tersangka Utama?

Peningkatan Kasus Kanker Kolorektal di Kalangan Anak Muda: Apa Penyebabnya?

Angka kejadian kanker kolorektal, atau kanker usus besar, pada orang dewasa muda (di bawah 50 tahun) mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Meskipun penyebab pasti masih menjadi misteri, sebuah penelitian terbaru memberikan petunjuk penting: peran bakteri usus.

Kanker kolorektal merupakan kanker keempat paling umum dan penyebab kematian akibat kanker nomor dua di Amerika Serikat. Data menunjukkan penurunan kasus secara keseluruhan, namun peningkatan signifikan terjadi pada kelompok usia muda.

Penemuan Terbaru: Toksin Bakteri dan Kanker Usus

Para ilmuwan dari University of California San Diego telah menemukan bukti bahwa toksin mutagenik yang dihasilkan oleh beberapa strain Escherichia coli (E. coli), yang disebut colibactin, dapat memicu kanker kolorektal pada usia dini. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature.

Studi ini menemukan hubungan antara paparan colibactin dan kanker kolorektal yang lebih sering terjadi pada orang dewasa muda. Temuan ini dapat membantu menjelaskan mengapa tingkat kanker kolorektal onset dini meningkat secara misterius dalam beberapa tahun terakhir, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan sebab akibat.

Bagaimana Colibactin Mempengaruhi Risiko Kanker?

Colibactin diketahui menyebabkan mutasi pada sel-sel tubuh yang dapat meningkatkan risiko kanker. Penelitian sebelumnya juga telah mengaitkannya dengan kanker kolorektal. Yang mengejutkan, mutasi terkait colibactin tiga kali lebih umum ditemukan pada kanker onset dini dibandingkan kanker onset lambat.

Bukti molekuler menunjukkan bahwa mutasi terkait colibactin cenderung muncul di awal perkembangan tumor, yang menunjukkan peran penting dalam memicu kanker tersebut. Penelitian lain menunjukkan mutasi ini sering muncul dalam sepuluh tahun pertama kehidupan.

Faktor-faktor Lain yang Mungkin Berpengaruh

Para peneliti menekankan bahwa colibactin mungkin hanya satu bagian dari teka-teki yang lebih besar. Mutasi terkait colibactin jarang ditemukan di daerah pedesaan. Faktor lingkungan lain seperti pola makan, penggunaan antibiotik, dan gaya hidup juga dapat mendorong pertumbuhan bakteri E. coli penghasil colibactin di usus.

  • Makanan olahan
  • Tingkat obesitas yang lebih tinggi
  • Gaya hidup kurang gerak

Langkah Selanjutnya: Pencegahan dan Deteksi Dini

Temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut, dan berpotensi mengarah pada intervensi yang dapat memperlambat atau membalikkan peningkatan kanker kolorektal onset dini. Para peneliti berharap untuk mempelajari apakah probiotik dapat menghilangkan strain E. coli yang lebih berbahaya ini, dan mereka mencoba mengembangkan tes deteksi dini yang dapat menyaring mutasi terkait colibactin.

Pendanaan untuk penelitian lebih lanjut sangat penting. Peneliti juga menyoroti potensi dampak pembatasan pendanaan dari National Institutes of Health (NIH) terhadap penelitian kanker.

“Jika pemotongan pendanaan NIH memengaruhi kemampuan kami untuk melakukan pekerjaan ini, itu akan menjadi pukulan besar bagi penelitian kanker tidak hanya di AS, tetapi secara global,” kata Ludmil Alexandrov, peneliti spesialis genomika kanker di UC San Diego.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *