Penolakan Publik Meningkat: Kebijakan Elon Musk dalam Pemerintahan Tuai Kecaman

Penolakan Publik Meningkat: Kebijakan Elon Musk dalam Pemerintahan Tuai Kecaman

Elon Musk, CEO Tesla, kini menghadapi gelombang penolakan publik atas perannya dalam pemerintahan Donald Trump. Setelah 100 hari menjabat, jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika tidak setuju dengan cara Musk menangani tugasnya.

Survei Mengungkap Ketidakpuasan Publik Terhadap Elon Musk

Menurut survei yang dilakukan oleh Washington Post-ABC News-Ipsos, hanya 35% warga Amerika yang menyetujui kinerja Elon Musk dalam pemerintahan Trump. Sebaliknya, 57% menyatakan ketidaksetujuan mereka, dengan 46% sangat tidak setuju. Angka ini menyoroti tingkat ketidakpuasan yang signifikan terhadap kebijakan dan tindakan Musk.

Presiden Trump sendiri juga tidak luput dari kritik. Survei yang sama menunjukkan bahwa hanya 39% warga Amerika yang menyetujui pekerjaannya, sementara 55% tidak setuju. Jajak pendapat CNN juga menunjukkan angka serupa, menempatkan tingkat persetujuan Trump sebagai yang terendah dibandingkan presiden terpilih lainnya dalam 100 hari pertama sejak tahun 1950-an.

Demografi yang Menentang Kebijakan Elon Musk

Ketidakpopuleran Elon Musk sangat menonjol di kalangan wanita, di mana hanya 29% yang menyetujui pekerjaannya di pemerintahan, dan 60% tidak setuju. Sementara itu, di kalangan pria, angkanya sedikit lebih baik, dengan 38% menyetujui dan 56% tidak setuju.

Dari segi usia, Musk paling tidak populer di kalangan usia 18-29 tahun, dengan 62% tidak setuju. Bahkan di kalangan usia 50-64 tahun, yang merupakan demografi dengan tingkat persetujuan tertinggi, hanya 42% yang menyetujui kinerja Musk.

Tingkat pendidikan juga berpengaruh. Mayoritas (66%) warga Amerika dengan gelar pascasarjana tidak setuju dengan tindakan Musk. Bahkan di antara mereka yang tidak memiliki gelar sarjana, 55% menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap kebijakan Elon Musk.

Rasisme dan Dampak Kebijakan Elon Musk

Rasisme yang dilakukan Elon Musk di media sosial turut memperburuk keadaan. Hanya 11% warga Amerika berkulit hitam yang menyetujui Musk, sementara 74% tidak setuju. Di kalangan warga Hispanik, angkanya sedikit lebih baik, yaitu 26% setuju dan 64% tidak setuju. Sementara di kalangan warga kulit putih, 43% setuju dan 50% tidak setuju.

Kebijakan yang diprakarsai oleh Musk, seperti penghapusan USAID, juga menuai kritik tajam. Sebuah studi di The Lancet memperkirakan bahwa tindakan ini dapat menyebabkan jutaan kematian tambahan akibat AIDS, tuberkulosis, dan penyebab lainnya dalam 15 tahun mendatang.

Biaya Tersembunyi dari Kebijakan Elon Musk

Meskipun Musk mengklaim bahwa tindakannya bertujuan untuk mengurangi pemborosan dan penipuan, Partnership for Public Service menemukan bahwa kekacauan yang ditimbulkan oleh Musk dalam perekrutan federal akan menelan biaya sekitar $135 miliar dalam bentuk pemecatan, perekrutan ulang, cuti berbayar, dan hilangnya produktivitas. Biaya hukum untuk melawan pemecatan ilegal juga menambah beban keuangan yang signifikan. Jadi, alih-alih penghematan, negara justru menanggung biaya yang sangat besar.

Dengan tingkat penolakan publik yang tinggi dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebijakannya, masa depan Elon Musk dalam pemerintahan Trump menjadi semakin tidak pasti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *