Perang Tarif Trump Ancam Ketersediaan Produk Elektronik: Rak Toko Bisa Kosong?
Perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China yang digagas oleh mantan Presiden Donald Trump mulai menunjukkan dampaknya. Sejauh ini, efeknya memang lebih terasa di pasar keuangan, namun perusahaan manufaktur elektronik memperingatkan bahwa konsumen akan segera merasakan dampaknya secara langsung.
Pegatron, perusahaan asal Taiwan yang merupakan pemasok utama bagi Apple dan perusahaan elektronik lainnya seperti Dell, menyampaikan kekhawatiran tersebut. Seorang eksekutif Pegatron memperingatkan bahwa pendekatan tarif yang tidak pasti dan berubah-ubah dari pemerintahan Trump berpotensi menyebabkan kelangkaan produk elektronik menjelang musim panas.
Ancaman Rak Toko Kosong
“Dalam dua bulan, rak-rak di Amerika Serikat mungkin akan menyerupai toko-toko di negara dunia ketiga, di mana orang mengunjungi pusat perbelanjaan dan pasar hanya untuk menemukan rak-rak kosong,” ujar Ketua Pegatron, T.H. Tung, seperti dikutip dari Reuters. Hal ini terjadi karena semua orang menunggu dan melihat perkembangan situasi.
Tarif tinggi sebesar 145% yang dikenakan AS pada produk dari China tentu menjadi faktor utama dalam potensi kekurangan perangkat elektronik. Pajak yang tinggi ini akan membebani perusahaan dan kemungkinan besar akan diteruskan kepada konsumen.
Ketidakpastian Kebijakan Tarif
Namun, masalah yang lebih besar adalah ketidakpastian mengenai langkah selanjutnya dari pemerintahan Trump. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk merencanakan strategi jangka panjang. “Kami tidak akan segera menyesuaikan rencana jangka panjang kami hanya karena perubahan tarif selama dua atau tiga bulan. Basis manufaktur membutuhkan perencanaan jangka panjang,” kata Tung.
Reaksi Apple Terhadap Tarif
Apple menjadi salah satu contoh perusahaan yang terdampak langsung. Ketika Trump pertama kali mengumumkan tarif “timbal balik”, yang awalnya mencakup pajak 34% atas impor dari China, Apple segera berupaya memindahkan stok dan rantai pasokan manufakturnya untuk meminimalkan dampaknya. Perusahaan memindahkan iPhone senilai $2 miliar dari India ke AS sebelum tarif diberlakukan, dan kemudian memulai proses rumit untuk memindahkan manufaktur dari China ke India, di mana tarifnya hanya 10%.
Bahkan India pun bisa menghadapi tarif tambahan sebesar 26% pada bulan Juli jika tidak ada kesepakatan yang tercapai. Setelah dua minggu perang tarif, Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mengecualikan perangkat seperti smartphone dan komputer dari rezim tarif saat ini. Namun, keringanan ini hanya berlangsung satu hari, sebelum Menteri Perdagangan Trump, Howard Lutnick, menyatakan bahwa pengecualian tersebut hanya sementara dan tarif baru akan diberlakukan dalam satu atau dua bulan.
Dampak Jangka Panjang
Ketidakpastian ini memaksa perusahaan-perusahaan dengan rantai pasokan internasional yang besar untuk menunggu dan melihat sebelum melakukan perubahan besar. Akibatnya, pasokan produk elektronik kemungkinan akan menipis. Jadi, jika Anda mengunjungi Apple Store dalam beberapa bulan mendatang, jangan terkejut jika hanya model pajangan yang tersedia.
Kesimpulannya, kebijakan tarif Trump berpotensi mengganggu rantai pasokan global dan menyebabkan kelangkaan produk elektronik, yang pada akhirnya akan merugikan konsumen. Perusahaan seperti Apple dan pemasoknya, Pegatron, harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebijakan untuk meminimalkan dampaknya.
Leave a Reply