Sutradara ‘Clown in a Cornfield’ Ungkap Rahasia Film Horor Bermakna (dan Tetap Mengerikan)

Sutradara ‘Clown in a Cornfield’ Bahas Horor Mendalam dan Badut yang Mengerikan

Mungkin nama Eli Craig belum terlalu familiar, tetapi para penggemar genre horor pasti mengenal Tucker & Dale vs. Evil. Film komedi horor tahun 2010 ini, disutradarai oleh Craig, menceritakan tentang dua orang baik yang secara tidak sengaja dicap sebagai pembunuh. Film ini sukses memparodikan berbagai trope film slasher di kabin terpencil.

Karya terbaru Craig yang berpotensi menjadi film kultus adalah Clown in a Cornfield. Film ini mengisahkan teror di sebuah kota kecil di Midwestern yang diteror oleh… yah, sesuai judulnya. io9 berkesempatan untuk berbicara dengan Craig tentang badut, ladang jagung, komedi, dan mengapa ia lebih menyukai cerita horor yang menyembunyikan tema yang dalam di balik kengeriannya.

Mencari Keseimbangan Antara Horor dan Komedi

Cheryl Eddy dari io9 menanyakan tentang keseimbangan antara komedi dan horor dalam film ini, mengingat film-film Craig sebelumnya lebih berfokus pada komedi. Craig menjawab bahwa ia selalu berusaha memberikan kejutan kepada penonton. Ia menjelaskan bahwa Clown in a Cornfield memiliki elemen emosional yang lebih dalam daripada yang disarankan oleh judul atau bahkan nada filmnya.

“Saya suka membuat film yang mendalam dan tidak menganggap dirinya terlalu serius,” kata Craig. Ia menambahkan bahwa film ini lebih tepat disebut sebagai film horor aksi komedi. Craig secara sadar memisahkan momen komedi dari horor dan aksi agar tidak saling tumpang tindih.

Kengerian Badut dan Simbolisme Amerika

io9 juga bertanya tentang karakter Frendo, badut dalam Clown in a Cornfield, yang juga merupakan maskot perusahaan. Craig menjelaskan bahwa ia menyukai latar belakang Frendo sebagai salesman Baypen Corn Syrup di tahun 1930-an, 40-an, dan 50-an.

“Kami ingin mendesain badut yang ceria, tetapi seiring berjalannya waktu menjadi lebih jahat,” kata Craig. Ia melihat ini sebagai metafora untuk Amerika. Film ini berlatar di kota kecil di Missouri yang mengalami masa kejayaan karena operasi sirup jagung mereka di tahun 40-an dan 50-an, tetapi sekarang mengalami kemunduran. Kegeraman yang timbul akibat kehilangan dan kesulitan ekonomi tercermin dalam senyum sinis badut tersebut.

Film ini juga menyoroti kesenjangan generasi, dengan amarah Frendo terhadap generasi muda yang sangat jelas.

Tema yang Lebih Dalam dari Sekadar Pembunuhan

Craig menekankan pentingnya film ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar badut yang membunuh orang. Ia selalu mencari sesuatu yang lebih mendalam dan bermakna, bahkan dalam komedi seperti Tucker & Dale.

“Saya suka absurditas dengan tema yang dalam,” kata Craig. Ia selalu menyukai filsafat eksistensial dan Teater Absurd. Tujuannya adalah membuat film yang menghibur dan menyenangkan, tetapi juga mengandung makna yang lebih dalam di permukaan.

Teknologi Lama vs. Teknologi Baru

Film ini juga mengeksplorasi tema teknologi lama versus teknologi baru, dengan anak-anak muda yang membuat video YouTube sementara orang-orang tua di kota tidak memahaminya. Ada juga masalah koneksi Wi-Fi dan sinyal seluler yang buruk, dan karakter utama belajar mengemudi mobil manual.

Craig menjelaskan bahwa ia ingin menunjukkan bagaimana generasi tua tidak tahu cara menggunakan teknologi baru, sementara generasi muda tidak tahu cara menggunakan teknologi lama.

Kengerian Ladang Jagung

io9 bertanya tentang hal paling menyeramkan tentang ladang jagung dan tantangan dalam syuting di sana. Craig menjawab bahwa hal paling menyeramkan adalah tinggi jagung yang melebihi kepala dan mudah tersesat di dalamnya.

Ia menceritakan pengalaman syuting di ladang jagung untuk film Little Evil, di mana seorang anggota kru tersesat saat pergi ke kamar mandi dan tidak pernah kembali. Craig juga menyebutkan bahwa jagung memiliki tepi yang tajam, sehingga para aktor sering terluka saat berlari di ladang.

Sekuel dan Crossover?

Clown in a Cornfield didasarkan pada buku dengan dua sekuel. Craig menyatakan ketertarikannya untuk membuat sekuel film. Ia bahkan sudah memikirkan kemungkinan crossover dengan Tucker & Dale.

Craig berharap film ini akan membuktikan bahwa ia mampu membuat film selain komedi horor, dan membuka peluang untuk membuat Tucker & Dale 2.

Clown in a Cornfield tayang di bioskop mulai 9 Mei. Jangan lupa tonton!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *