Dompet Dinosaurus? Klaim Kulit T. Rex Ini Diragukan Para Ilmuwan

Dompet dari Kulit T. Rex? Klaim yang Meragukan!

Tiga perusahaan, yaitu VML (agensi kreatif), Lab-Grown Leather Ltd., dan The Organoid Company, mengumumkan kemitraan ambisius untuk menciptakan alternatif kulit mewah yang berkelanjutan. Yang membuat proyek ini unik adalah klaim mereka menggunakan DNA Tyrannosaurus rex untuk menghasilkan material tersebut.

Kemitraan ini, yang diklaim sebagai yang pertama di dunia, bertujuan memanfaatkan “biologi masa lalu untuk menciptakan material mewah masa depan.” Namun, detail prosesnya masih belum jelas, menimbulkan keraguan di kalangan ilmuwan.

Bagaimana Cara Membuat Kulit T. Rex?

Menurut pernyataan perusahaan, proses produksi akan melibatkan rekayasa sel dengan DNA sintetis, menggunakan kolagen T. Rex yang telah membatu sebagai cetak biru. Pendekatan ‘tanpa perancah’ dari Lab-Grown Leather diklaim memungkinkan sel menciptakan struktur alami mereka sendiri, menghasilkan material yang identik dengan kulit tradisional.

Kolagen adalah protein penting yang memberikan dukungan struktural pada otot, tulang, kulit, dan jaringan ikat. Meskipun fragmen kolagen berusia hingga 195 juta tahun telah ditemukan, DNA purba terurai jauh lebih cepat. Artinya, ilmuwan tidak dapat mempelajari DNA dinosaurus secara langsung, melainkan merekonstruksinya.

The Times melaporkan bahwa para peneliti berencana menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mereplikasi kolagen T. rex dari fragmen kolagen yang diawetkan.

Keraguan dari Para Ahli

Christina Agapakis, seorang ahli biologi sintetis, berpendapat bahwa peneliti mungkin menggunakan urutan kolagen untuk merekonstruksi DNA yang mengkode protein tersebut. Namun, Mary Higby Schweitzer, seorang ahli paleontologi molekuler, menyatakan bahwa “Anda tidak bisa membuat kulit dari kolagen. Kulit disamak dari kulit,” yang sebagian besar terdiri dari jaringan epitel.

Schweitzer juga mempertanyakan sumber kolagen T. rex yang digunakan. Dia menambahkan, “Akan salah menyebutnya kulit T. rex.”

Alternatif yang Lebih Baik?

Meskipun ada keraguan tentang klaim kulit T. rex, kulit hasil rekayasa bio bisa menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan daripada kulit tradisional, yang terkait dengan deforestasi dan emisi gas rumah kaca. Namun, konsumen yang peduli lingkungan juga bisa memilih tas bekas atau yang terbuat dari bahan daur ulang.

Perusahaan berencana memulai dengan aksesori fesyen, kemudian meningkatkan skala ke produk unggulan mewah pada akhir tahun ini. Mereka juga berharap dapat memperluas penggunaan kulit alternatif ini ke sektor lain, termasuk industri otomotif.

Kontroversi dan Skeptisisme

Proyek ini mengingatkan pada klaim Colossal Biosciences yang menyatakan telah menghidupkan kembali serigala purba. Pengumuman tersebut memicu perdebatan tentang apakah anak-anak serigala tersebut benar-benar serigala purba atau hanya serigala abu-abu yang dimodifikasi secara genetik.

Skeptisisme serupa muncul mengenai apakah kulit alternatif dari VML, Lab-Grown Leather Ltd., dan The Organoid Company benar-benar merupakan kulit T. rex yang direkonstruksi, atau hanya kulit hasil laboratorium yang terinspirasi dari dinosaurus. Kedua proyek ini mencerminkan tren perusahaan yang menggunakan sains untuk melegitimasi ide-ide yang mungkin menarik, namun kemudian dibayangi oleh klaim yang meragukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *