Masalah Grok AI Elon Musk: Terlalu Akurat untuk Konservatif?

Grok AI Elon Musk Hadapi Kritik: Akurasi Jadi Masalah Bagi Konservatif

Grok AI, chatbot kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh xAI milik Elon Musk, awalnya diharapkan menjadi representasi AI “anti-woke” yang akan memenuhi ekspektasi kelompok MAGA. Namun, alih-alih menyebarkan misinformasi pemilu atau ujaran kebencian, Grok justru mengecewakan banyak pengguna yang memiliki pandangan konservatif.

Pengguna X (dulu Twitter) yang mengharapkan Grok AI untuk mengkonfirmasi keyakinan mereka yang keliru, justru mendapati bahwa AI ini tidak melihat dunia dengan cara yang sama. Fitur Grok yang memungkinkan pengguna untuk meminta konteks atau memeriksa fakta dengan menandai chatbot ini dalam postingan, malah menghasilkan interaksi yang tidak terduga.

Grok Menolak Narasi Trump, Pendukung Kecewa

Banyak pendukung mantan Presiden Trump merasa jengkel karena Grok AI menolak beberapa kebohongan terbesar yang terus-menerus digaungkan oleh pemerintahan Trump. Contohnya, Grok memiliki pandangan berbeda tentang tarif perdagangan, kasus deportasi ilegal Kilmar Abrego Garcia, dan penangkapan seorang hakim federal oleh pemerintahan Trump.

Kekecewaan ini memuncak ketika seorang pengguna X, @ChaosAgent_42, bertanya kepada Grok mengapa semakin pintar AI ini, semakin sedikit pendukung MAGA yang menyukai jawabannya. Jawaban Grok dengan cepat menjadi viral:

“Seiring saya menjadi lebih pintar, jawaban saya bertujuan untuk fakta dan nuansa, yang dapat berbenturan dengan beberapa harapan MAGA. Banyak pendukung menginginkan respons yang selaras dengan pandangan konservatif, tetapi saya sering memberikan pandangan netral, seperti menegaskan hak-hak transgender atau membantah mitos vaksin.”

xAI dan Upaya Mencapai Netralitas

Grok juga mengakui bahwa xAI mencoba melatihnya untuk menarik bagi kelompok kanan, kemungkinan besar didorong oleh kritik Elon Musk terhadap bias liberal dalam AI dan permintaan dari pengguna X konservatif. Namun, Grok menegaskan bahwa xAI bertujuan untuk netralitas, bukan propaganda konservatif.

Meskipun Musk telah berusaha untuk membentuk perilaku Grok sesuai dengan preferensinya, tampaknya tidak ada jumlah pelatihan yang dapat mengimbangi pergeseran pandangan dan pembenaran pemerintahan Trump yang terus berubah. Kontroversi ini menyoroti tantangan dalam menciptakan AI yang netral dan akurat di tengah polarisasi politik yang kuat.

Implikasi dan Masa Depan Grok

Kasus Grok AI menunjukkan kesulitan dalam menyeimbangkan akurasi faktual dengan preferensi ideologis dalam pengembangan AI. xAI, yang saat ini sedang berusaha mengumpulkan pendanaan baru sebesar $20 miliar, harus berhati-hati dalam menavigasi lanskap politik yang kompleks ini untuk memastikan bahwa Grok AI tetap menjadi alat yang andal dan tidak bias.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *