Trump Serang Digital Equity Act, Sebut ‘Rasis’ dan ‘Tidak Konstitusional’
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan kontroversial. Kali ini, sasarannya adalah Digital Equity Act (DEA), sebuah program yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan digital di Amerika Serikat.
Melalui unggahan di platform media sosial Truth Social, Trump menyebut DEA sebagai program “rasis” dan “tidak konstitusional”, serta menyatakan niatnya untuk menghentikan program tersebut.
Apa Itu Digital Equity Act?
Digital Equity Act disahkan pada tahun 2021 sebagai bagian dari Infrastructure Investment and Jobs Act oleh mantan Presiden Joe Biden. Program ini mengalokasikan dana sebesar $2.75 miliar untuk tiga program hibah federal yang dikelola oleh National Telecommunications and Information Administration (NTIA).
Tujuan utama DEA adalah untuk memastikan bahwa semua orang memiliki keterampilan, teknologi, dan kapasitas yang dibutuhkan untuk memanfaatkan sepenuhnya manfaat ekonomi digital. Ini mencakup pelatihan keterampilan digital, peningkatan akses internet berkecepatan tinggi di daerah pedesaan dan terpencil, serta peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Klaim Trump dan Reaksi Publik
Trump mengklaim bahwa DEA adalah “hibah bangun (woke handouts) berdasarkan ras” dan berencana untuk menghentikannya segera. Namun, klaim ini langsung dibantah oleh banyak pihak, termasuk Senator Patty Murray, yang menyebut Trump “tidak tahu apa yang dia bicarakan.”
Perlu dicatat bahwa DEA hanya menyebutkan ras sekali dalam konteks populasi yang dilayani, yaitu minoritas ras atau etnis. Undang-undang tersebut juga memiliki klausul non-diskriminasi umum yang diambil dari Civil Rights Act tahun 1964.
Senator Murray menambahkan, “Sangat gila bahwa sumber daya yang dimaksudkan untuk membantu komunitas merah dan biru – semua orang dari distrik sekolah lokal dan perpustakaan hingga program pelatihan tenaga kerja dan Suku – menutup kesenjangan digital akan diblokir secara ilegal karena Presiden tidak menyukai kata ‘ekuitas’.”
Dampak Potensial dan Langkah Selanjutnya
Kesenjangan digital mencakup tidak hanya akses ke perangkat atau internet, tetapi juga kurangnya keterampilan untuk menggunakannya, infrastruktur yang buruk, dan lain-lain. Seiring dengan semakin banyaknya aspek kehidupan yang beralih ke ranah digital, seperti konsultasi kesehatan jarak jauh (telehealth), aplikasi pekerjaan atau tunjangan secara daring, dan pendidikan online, kesenjangan digital menjadi isu yang semakin mendesak.
Meskipun DEA masih tergolong baru, dampaknya sudah mulai dirasakan. Namun, dengan adanya ancaman penghentian dana dari Trump, banyak program yang berpotensi terhambat. National Digital Inclusion Alliance (NDIA) menyatakan bahwa penghentian dana akan memperdalam kesenjangan digital dan menyebabkan kerugian yang lebih besar di kemudian hari.
Saat ini, belum jelas apakah Trump telah mengambil langkah konkret untuk menghentikan DEA selain dari unggahan di media sosial. Namun, jika Trump mengambil tindakan lebih lanjut, kemungkinan besar akan ada gugatan hukum yang diajukan untuk menentang keputusannya.
Leave a Reply