Hollywood Menghadapi Tantangan Tarif Film Trump
Industri perfilman Amerika Serikat sedang menghadapi ketidakpastian setelah mantan presiden Donald Trump mengumumkan potensi tarif film untuk produksi internasional. Kebijakan ini menuai reaksi negatif dan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk studio film, aktor, dan penggemar film. Trump mengklaim tarif ini akan menguntungkan industri lokal, tetapi banyak pihak meragukan efektivitasnya.
Reaksi Studio Film dan Upaya Melawan
Menanggapi ancaman tarif film ini, para pemimpin studio-studio besar seperti Universal Pictures, Disney, dan Warner Bros. Discovery mengadakan pertemuan virtual dengan Charles Rivkin dari Motion Picture Association (MPA). Tujuan utama mereka adalah untuk memberikan pemahaman kepada Gedung Putih tentang kompleksitas industri perfilman dan kesulitan menerapkan tarif pada sebuah film.
Seperti yang diketahui banyak orang, pembuatan film adalah upaya kolaboratif. Sebagian besar film blockbuster melibatkan tim di luar Amerika Serikat dalam hal pengambilan gambar, pendanaan, atau produksi, seringkali untuk memanfaatkan insentif pajak atau manfaat keuangan lainnya. Para petinggi studio berharap dapat meyakinkan Trump bahwa industri film AS memberikan kontribusi positif, dan kekhawatiran tentang produksi yang meninggalkan negara sebagian besar memengaruhi negara bagian California.
Ancaman Hukum dari California
Jaksa Agung California, Rob Bonta, bahkan berpendapat bahwa tarif film ini dapat menjadi dasar tindakan hukum berdasarkan Amandemen Pertama Konstitusi AS. Ia menuduh Trump sengaja menargetkan “negara bagian biru yang tampaknya tidak mendukungnya.” Setelah pengumuman tarif, Trump menyebut Gubernur California, Gavin Newsom, sebagai “orang yang sangat tidak kompeten”.
Gubernur Newsom dan organisasi Stay in LA telah mengusulkan berbagai ide untuk mempertahankan produksi film di California dan Amerika Serikat secara umum. Namun, Trump belum bertemu dengan mereka untuk membahas solusi potensial.
Kekhawatiran dan Ketidakpastian
Pemerintahan Trump sebelumnya dikenal sering menargetkan kelompok yang tidak disukainya atau yang menentang perintahnya. Bonta menyatakan kantornya sedang menjajaki tindakan hukum berdasarkan pelanggaran Amandemen Pertama, dengan harapan dapat “membela negara bagian dan rakyat kami, termasuk Hollywood.” Namun, belum jelas apakah argumen ini akan berhasil di pengadilan.
Sementara itu, banyak petinggi studio memilih untuk tetap diam guna menghindari sanksi keuangan. Mereka juga belum memahami sepenuhnya cakupan yurisdiksi tarif ini: apakah hanya berlaku untuk produksi Hollywood, atau juga mencakup acara TV dan film streaming? Ketidakjelasan ini menambah kekhawatiran dan kebingungan di industri perfilman.
Nasib industri perfilman AS di bawah potensi tarif film Trump masih belum pasti. Perkembangan selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh tindakan studio film, pemerintah California, dan respons dari negara-negara lain.
Leave a Reply