Paus Baru Angkat Isu Kecerdasan Buatan (AI) sebagai Prioritas Utama
Paus Leo XIV, yang baru terpilih, langsung menyoroti kecerdasan buatan (AI) sebagai salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia. Dalam pertemuan formal pertamanya dengan para kardinal gereja, ia menekankan perlunya pendekatan etis dan berpusat pada manusia dalam pengembangan dan penerapan AI. Hal ini menandai komitmen kuat Gereja Katolik terhadap isu-isu teknologi yang berkembang pesat.
Mengikuti Jejak Paus Leo XIII dan Paus Francis
Paus Leo XIV secara eksplisit menyatakan bahwa ia memilih nama Leo sebagai bentuk penghormatan kepada Paus Leo XIII, yang dikenal karena upayanya mengatasi masalah sosial di tengah revolusi industri pertama. Paus Leo XIII terkenal karena ensikliknya tahun 1891, “Rerum Novarum,” yang membahas hak dan kewajiban modal dan tenaga kerja. Ensiklik tersebut menyerukan perbaikan kondisi kerja dan mendukung pembentukan serikat pekerja.
Paus Leo XIV juga melanjutkan inisiatif pendahulunya, Paus Francis, yang telah mengidentifikasi AI sebagai risiko potensial bagi kemanusiaan jika tidak dikembangkan dan diterapkan secara etis. Paus Francis mengeluarkan catatan berjudul “Antiqua et Nova,” yang menekankan bahwa setiap perkembangan di bidang AI harus melayani dan tidak merugikan martabat manusia.
Seruan untuk Keadilan dan Martabat Manusia di Era AI
Paus Francis juga berbicara tentang AI di KTT G7 2024, menggambarkan AI sebagai awal dari “revolusi kognitif-industri.” Ia memperingatkan bahwa AI berpotensi menyebabkan ketidakadilan yang lebih besar antara negara maju dan berkembang, serta antara kelas sosial yang dominan dan tertindas. Dalam pesannya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, ia menyerukan agar pengembangan AI memprioritaskan martabat manusia, panggilan manusia, dan kebaikan bersama.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan AI
Dengan mengambil sikap proaktif terhadap kecerdasan buatan, Gereja Katolik menunjukkan kesadarannya akan dampak transformatif teknologi ini. Seruan Paus Leo XIV untuk pendekatan etis dan berpusat pada manusia dalam pengembangan AI menjadi pengingat penting bahwa teknologi harus digunakan untuk meningkatkan kehidupan manusia dan mempromosikan keadilan sosial. Gereja Katolik berusaha untuk berkontribusi pada dialog global tentang bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, sambil memitigasi potensi risikonya.
Leave a Reply