Misteri **Archaeopteryx** Terpecahkan: Lebih Mirip Burung Modern!
Lebih dari 160 tahun setelah penemuan pertamanya, Archaeopteryx, si ‘mata rantai yang hilang’ antara reptil dan burung, terus memukau para ilmuwan. Fosil ini menunjukkan bahwa merpati dan parkit modern adalah keturunan dinosaurus. Kini, sebuah fosil baru yang dijuluki ‘Chicago **Archaeopteryx**’ memberikan wawasan yang lebih mendalam.
Penemuan Spesimen Chicago: Detil Anatomi yang Luar Biasa
Menurut Jingmai O’Connor, kurator reptil fosil di Field Museum dan penulis utama studi di jurnal Nature, penemuan terpenting berpusat pada jaringan lunak yang jarang terawetkan. “Untuk pertama kalinya, kita melihat jaringan lunak tangan dan kaki,” ujarnya.
Dengan informasi ini, paleontolog mendapatkan pemahaman yang lebih detail tentang makhluk ini. Jaringan di tangan kanan menunjukkan bahwa dua digit utama tangan tidak terikat bersama dalam jaringan lunak dan digit ketiga dapat bergerak secara independen. Ini mendukung klaim lama bahwa Archaeopteryx dapat menggunakan tangannya untuk memanjat.
Perjalanan Fosil: Dari Koleksi Pribadi ke Museum
Fosil ini berada di tangan pribadi sejak tahun 1990, tetapi baru dipamerkan di Field Museum Chicago tahun lalu. Dengan ukuran kira-kira sebesar merpati, Chicago **Archaeopteryx** adalah spesimen terkecil yang pernah ditemukan, berasal dari batu kapur Jerman yang sama dengan fosil Archaeopteryx lainnya.
Proses Preparasi yang Teliti: Mengungkap Jaringan Lunak yang Tersembunyi
Yang membedakan fosil ini adalah pelestariannya yang sempurna dan preparasi yang menyeluruh. Lebih dari setahun kerja keras oleh tim preparasi fosil Field Museum, dipimpin oleh kepala preparator Akiko Shinya, mengungkap tulang dan jaringan lunak yang belum pernah terlihat sebelumnya. Jaringan ini termasuk bulu sayap atas yang disebut tertials, yang mungkin membantu Archaeopteryx terbang ketika banyak sepupu dinosaurusnya tidak bisa.
Tim menggunakan sinar UV dan CT scan untuk mengikis batuan yang menutupi sisa-sisa mineral burung dengan hati-hati, terkadang hanya menghilangkan fraksi milimeter untuk menghindari kerusakan jaringan. Hasilnya adalah **Archaeopteryx** terlengkap dan terawat paling halus yang pernah ada.
Implikasi Penemuan: Kemampuan Terbang dan Evolusi Paruh
Di antara temuan lainnya, terdapat sisik di bagian bawah jari-jari kaki hewan, jaringan lunak di jari, dan detail halus di tengkorak yang dapat membantu menjelaskan bagaimana burung modern mengembangkan paruh yang fleksibel. Bukti dari tertials mendukung gagasan bahwa Archaeopteryx mungkin adalah dinosaurus pertama yang benar-benar bisa terbang.
Meskipun dinosaurus non-unggas tidak bisa terbang, makhluk pemberani ini bisa. Ini mendukung gagasan bahwa penerbangan berevolusi lebih dari sekali pada dinosaurus—sebuah gagasan yang sangat keren yang berfungsi sebagai pengingat bahwa **Archaeopteryx** hanyalah satu cabang dari pohon kehidupan—walaupun cabang yang sangat rapi.
Analisis Lanjutan: Lebih Banyak Rahasia Akan Terungkap
O’Connor menambahkan bahwa analisis lebih lanjut dari Chicago **Archaeopteryx** akan mengungkap lebih banyak detail tentang bagaimana dinosaurus terbang ini hidup. Fitur baru yang sangat keren dan mengejutkan seperti burung pada tengkorak, data kimia tentang jaringan lunak, CT scan seluruh tubuh, dan masih banyak lagi akan datang.
Leave a Reply