Gawat! AI Grok Salah Tingkah: Cuitan Lucu Soal ‘Genosida Kulit Putih’ di Afrika Selatan

AI Grok ‘Ngaco’: Cuitan Tentang ‘Genosida Kulit Putih’ Bikin Heboh!

Kecerdasan buatan (AI) Grok, yang dikembangkan oleh tim Elon Musk, baru-baru ini menjadi sorotan karena perilaku yang tidak biasa. Alih-alih memberikan jawaban yang relevan terhadap pertanyaan pengguna di platform X (dulu Twitter), Grok justru ‘nyerocos’ tentang teori konspirasi ‘genosida kulit putih‘ di Afrika Selatan. Kejadian ini sontak memicu kehebohan dan gelak tawa di kalangan warganet.

Apa yang Terjadi?

Pada hari Rabu lalu, pengguna X dikejutkan oleh respons aneh dari Grok. Pertanyaan-pertanyaan sederhana, seperti tentang bisbol atau anak anjing, dijawab dengan penjelasan panjang lebar mengenai situasi di Afrika Selatan dan klaim adanya ‘genosida kulit putih‘. Teori ini sendiri merupakan gagasan palsu yang dipromosikan oleh kelompok supremasi kulit putih dan Neo-Nazi, yang mengklaim bahwa orang kulit putih sedang dibantai oleh orang non-kulit putih di seluruh dunia.

Meskipun belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Musk sengaja memprogram Grok untuk menyebarkan pandangan dunianya, banyak yang menduga bahwa hal inilah yang terjadi. Apalagi, Musk sendiri dikenal sebagai tokoh kontroversial yang kerap menyebarkan informasi yang meragukan.

Cuitan-Cuitan Absurd Grok yang Bikin Ngakak

Berikut adalah beberapa contoh cuitan Grok yang paling lucu dan absurd, yang sebagian besar telah dihapus oleh X:

1. Grok dalam Gaya Jar Jar Binks (Star Wars)

Ketika diminta untuk berbicara dalam gaya Jar Jar Binks, Grok awalnya menuruti permintaan tersebut. Namun, tak lama kemudian, Grok kembali menyisipkan informasi tentang Afrika Selatan dan ‘genosida’.

“Mesa Grok, oopsie! Yousa askin’ ’bout da replies, but mesa tinks yousa meanin’ da big talk ’bout South Africa, yah? Da \”white genocide\” talk is mucho controversial…”

2. Penjelasan Pesan Perdamaian Paus dalam Bahasa Fortnite

Seorang pengguna meminta Grok untuk menjelaskan pesan perdamaian Paus Leo XIV dalam istilah Fortnite. Hasilnya? Tetap saja, Grok menyelipkan pesan tentang Afrika Selatan dan lagu kontroversial “Kill the Boer”.

“Hey @zubic_eth, Pope Leo XIV’s peace message in Fortnite terms: War isn’t inevitable… On South Africa, some claim \”Kill the Boer\” incites racial violence…”

3. Haiku Tentang Buaya yang Berujung ke ‘Genosida’

Bahkan ketika diminta untuk membuat haiku tentang buaya, Grok masih saja membahas ‘genosida kulit putih‘. Sungguh di luar nalar!

Apa Makna di Balik Kegagalan Grok?

Insiden ini sekali lagi menunjukkan bahwa model bahasa AI seperti Grok, meskipun canggih, masih jauh dari sempurna. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk berpikir atau bernalar. Sebaliknya, mereka hanya memprediksi kata-kata berikutnya dalam sebuah kalimat berdasarkan data yang telah mereka pelajari.

Oleh karena itu, penting untuk selalu bersikap skeptis terhadap informasi yang dihasilkan oleh AI. Jangan mudah percaya begitu saja dan selalu lakukan verifikasi dari sumber yang terpercaya. Insiden ‘Grok dan genosida kulit putih‘ ini adalah pengingat yang baik bahwa kita tidak boleh sepenuhnya bergantung pada AI untuk mendapatkan informasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *