Tragis! Wanita AS Meninggal Akibat Penyakit Otak ‘Sapi Gila’ yang Tertidur Selama 50 Tahun

Kematian Tragis Akibat Penyakit Prion Langka

Kabar duka datang dari Amerika Serikat. Seorang wanita berusia 58 tahun meninggal dunia akibat penyakit Creutzfeldt-Jakob disease (CJD), sebuah penyakit prion yang sangat langka dan fatal. Kasus ini menjadi perhatian dunia medis karena masa inkubasinya yang luar biasa panjang, diperkirakan mencapai 50 tahun.

Diduga Terpapar Lewat Hormon Pertumbuhan Manusia (HGH)

Menurut laporan yang dipublikasikan di jurnal Emerging Infectious Diseases, wanita tersebut kemungkinan terinfeksi CJD melalui pengobatan hormon pertumbuhan manusia (HGH) yang terkontaminasi saat ia masih kecil. Pada era tersebut, HGH diekstrak dari kelenjar pituitari mayat manusia.

Apa itu Penyakit Prion?

Penyakit prion disebabkan oleh protein yang salah lipat (misfolded) yang disebut prion. Prion ini bersifat menular dan dapat mengubah protein normal di otak menjadi bentuk yang salah lipat juga, menyebabkan kerusakan otak progresif. Salah satu jenis penyakit prion yang terkenal adalah penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy atau BSE).

Masa Inkubasi Terpanjang yang Pernah Tercatat?

Para dokter menduga bahwa kasus ini mewakili masa inkubasi terpanjang yang pernah tercatat untuk CJD yang disebabkan oleh HGH. Wanita tersebut menerima perawatan HGH bertahun-tahun sebelum tahun 1977. Pada tahun 1977, metode pengumpulan HGH diubah untuk mengurangi risiko kontaminasi prion.

Gejala dan Perkembangan Penyakit yang Cepat

Gejala awal yang dialami wanita tersebut adalah tremor dan kesulitan menjaga keseimbangan. Kondisinya dengan cepat memburuk, dan ia dirawat di rumah sakit hanya empat minggu kemudian. Beberapa hari setelah dirawat, ia mengalami koma dan meninggal dunia.

Pentingnya Kewaspadaan Dokter

Para peneliti menekankan pentingnya bagi dokter untuk tetap waspada terhadap kemungkinan kasus CJD dengan masa inkubasi yang panjang, terutama pada pasien yang memiliki riwayat pengobatan HGH sebelum tahun 1977. Meskipun kasus CJD terkait HGH sudah sangat jarang terjadi, potensi kemunculan kasus baru tetap ada.

Kasus ini menjadi pengingat akan bahaya tersembunyi dari produk medis yang terkontaminasi dan pentingnya pengawasan ketat terhadap proses produksi obat-obatan dan terapi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *