Elon Musk Kembali Kontroversial: Wawancara ‘Kekanak-kanakan’ yang Viral

Elon Musk Kembali Jadi Sorotan: Wawancara yang Mengundang Kontroversi

Elon Musk, sosok billionaire yang dikenal dengan inovasi dan kontroversinya, kembali menjadi perbincangan hangat. Kali ini, sorotan tertuju pada wawancaranya dengan Bloomberg News di Qatar Economic Forum. Banyak pihak menilai wawancara tersebut sebagai salah satu yang paling kekanak-kanakan dan merendahkan yang pernah ia lakukan.

Dalam wawancara tersebut, Musk berulang kali menunjukkan sikap defensif dan bahkan menghina pewawancara, Mishal Husain, seorang penyiar asal Inggris. Ia bahkan menyebut Husain sebagai “NPC,” istilah yang merujuk pada karakter non-pemain dalam video game.

Reaksi Atas Pertanyaan Seputar Tesla dan SpaceX

Ketegangan mulai terasa ketika Husain menanyakan tentang upaya Musk untuk “memutarbalikkan” keadaan Tesla setelah penjualan global mengalami penurunan. Musk menjawab singkat bahwa keadaan sudah berbalik dan kemudian terdiam, seolah penjelasan tersebut sudah cukup. Padahal, laba Tesla pada kuartal terakhir anjlok hingga 71%. Musk bersikeras bahwa semuanya baik-baik saja karena harga saham telah pulih.

Husain juga menyinggung tentang citra merek Tesla yang tercoreng. Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan kontroversi salam ala Nazi yang dilakukan Musk pada Januari lalu, ia menyinggung adanya pemilik Tesla yang memasang stiker bertuliskan “Saya membeli ini sebelum tahu Elon gila.”

Menyerang Pewawancara dan Klaim Kontroversial

Musk tidak hanya bersikap defensif, tetapi juga menyerang pewawancara. Ia menyindir hakim yang memutuskan perkara melawannya sebagai “hakim aktivis yang berpakaian seperti hakim di pesta Halloween.” Ia juga mengeluhkan “investor aktivis” yang tidak mengizinkannya menjalankan perusahaan sesuai keinginannya.

Lebih lanjut, Musk mengklaim bahwa dirinya tidak menyukai pertanyaan yang diajukan Husain dan beberapa kali meminta untuk “pindah ke pertanyaan lain.” Ia juga memberikan jawaban satu kata untuk pertanyaan yang tidak disukainya dan beberapa kali terdiam lama, seolah sedang melamun.

Komentar Tentang AI dan Afrika Selatan

Musk juga ditanya tentang pandangannya mengenai regulasi AI (Artificial Intelligence). Padahal, sebelumnya ia pernah menyerukan agar riset AI dihentikan sementara waktu, sementara ia diam-diam mengembangkan AI miliknya sendiri. Musk berpendapat bahwa regulasi yang berlebihan adalah konsekuensi alami dari kemakmuran.

Kontroversi lain muncul ketika Musk membahas teori konspirasi tentang persekusi terhadap orang kulit putih di Afrika Selatan. Ia mengklaim bahwa dirinya tidak bisa mendapatkan lisensi Starlink di Afrika Selatan, namun Husain menanggapi bahwa hal tersebut sepertinya akan segera berubah.

Tanggapan Terhadap Kritik Bill Gates dan Keterlibatan dengan Pemerintah

Musk juga menanggapi kritik dari pendiri Microsoft, Bill Gates, terkait pemangkasan anggaran USAID. Gates menyebut pemangkasan tersebut akan merenggut jutaan nyawa. Musk menyebut Gates sebagai “pembohong” dan kemudian melontarkan komentar yang sulit dipahami tentang Jeffrey Epstein.

Ketika ditanya tentang keterlibatannya dengan pemerintah, termasuk manfaat yang diperoleh perusahaannya, Musk kembali bersikap defensif. Ia bersikeras bahwa DOGE (Department of Government Efficiency) hanyalah penasihat pemerintah dan tidak dapat mengambil tindakan sepihak.

Masa Depan yang Tidak Pasti

Wawancara kontroversial ini sekali lagi menyoroti sosok Elon Musk yang penuh kontradiksi. Sikapnya yang seringkali kekanak-kanakan dan kontroversial menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap perusahaan-perusahaannya dan perannya di dunia teknologi. Apakah ini hanya “normal baru” di era yang serba tidak pasti, ataukah Musk perlu mengambil langkah untuk menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *