Southwest Airlines Perketat Aturan Charger Portabel di Pesawat: Demi Keamanan!

Southwest Airlines Terapkan Kebijakan Baru Soal Charger Portabel

Southwest Airlines mengumumkan kebijakan baru yang akan berlaku mulai 28 Mei. Kebijakan ini mewajibkan seluruh penumpang untuk menyimpan charger portabel, termasuk power bank dan casing baterai ponsel, di tempat yang terlihat selama penerbangan saat sedang digunakan. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif setelah beberapa insiden kebakaran baterai lithium-ion terjadi di penerbangan di seluruh dunia.

Alasan di Balik Kebijakan Baru

Menurut pernyataan resmi dari Southwest Airlines, penggunaan charger portabel yang disimpan di dalam tas atau di kompartemen atas tidak lagi diizinkan. Prioritas utama Southwest adalah keselamatan penumpang dan karyawan. Kebijakan ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium-ion yang bermasalah.

Penumpang tetap diperbolehkan membawa charger portabel di dalam tas kabin selama tidak terhubung ke perangkat apapun. Namun, charger yang sedang aktif digunakan, termasuk yang terpasang pada ponsel sebagai casing, wajib terlihat selama penerbangan.

Aturan Terkait Baterai Lithium-Ion yang Sudah Ada

TSA (Transportation Security Administration) sebenarnya sudah melarang baterai lithium yang dapat diisi ulang maupun yang tidak, untuk dibawa dalam bagasi terdaftar. Baterai tersebut diperbolehkan di bagasi kabin, namun Southwest Airlines kini mewajibkan agar charger dikeluarkan dari tas dan terlihat selama digunakan.

Maskapai Lain Mengambil Langkah Serupa?

Belum jelas apakah maskapai penerbangan AS lainnya akan mengikuti jejak Southwest. Namun, beberapa maskapai internasional seperti Singapore Airlines dan Thai Airways sudah melarang penggunaan charger portabel di semua penerbangan mereka. Korean Airlines juga melarang penyimpanan charger di kompartemen atas.

Perangkat Elektronik yang Umum Dibawa Penumpang

Menurut riset dari UL Standards & Engagement, rata-rata penumpang di AS membawa empat perangkat elektronik yang dapat diisi ulang dalam penerbangan. Perangkat yang paling umum adalah smartphone (82%), laptop (41%), wireless headphone (39%), dan tablet (36%). Insiden terbanyak pada tahun 2023 disebabkan oleh perangkat vaping (35%), sementara power bank menyumbang 16% dari seluruh insiden yang dilaporkan.

Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Masalah pada Baterai

FAA (Federal Aviation Administration) menjelaskan bahwa awak kabin dilatih untuk mengenali dan menanggapi kebakaran baterai lithium di kabin. Penumpang diimbau untuk segera memberi tahu awak kabin jika baterai lithium atau perangkat mereka menjadi terlalu panas, mengembang, mengeluarkan asap, atau terbakar.

Kesimpulannya, jika Anda melihat sesuatu yang terbakar di penerbangan Anda, baik itu baterai atau yang lainnya, segera laporkan kepada awak kabin. Ini adalah tindakan yang bijak dan penting untuk keselamatan semua orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *