Katalog Bintang Tiongkok: Klaim Penemuan Katalog Bintang Tertua di Dunia
Para peneliti dari National Astronomical Observatories, Chinese Academy of Sciences, mengklaim bahwa Shi’s Star Catalog, katalog bintang tertua yang diketahui dari Tiongkok, sebenarnya adalah katalog bintang tertua di dunia. Kesimpulan ini didasarkan pada teknik yang memperhitungkan potensi kesalahan manusia yang terjadi ribuan tahun lalu.
Perdebatan Usia Katalog Bintang Kuno
Jika klaim ini terbukti benar, maka Shi’s Star Catalog akan menjadi beberapa abad lebih tua dari pesaing terdekatnya, katalog bintang yang dibuat oleh astronom Yunani, Hipparchus. Namun, tidak semua ilmuwan yakin dengan klaim ini.
“Dibandingkan dengan era observasi katalog bintang kuno lainnya di seluruh dunia, Shi’s Star Catalog mendahului bahkan katalog bintang Barat tertua, yang menegaskan statusnya sebagai katalog bintang tertua di dunia,” tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan di server pracetak arXiv.
Metode Penentuan Usia Katalog Bintang
Penentuan usia katalog bintang kuno dilakukan dengan menganalisis presesi Bumi, yaitu perubahan orientasi sumbu rotasi Bumi. Dengan menghitung perbedaan antara catatan langit malam kuno dan penampakan bintang saat ini, para peneliti dapat memperkirakan usia katalog tersebut.
Tantangan dalam Menentukan Usia Shi’s Star Catalog
Shi’s Star Catalog terkenal sulit untuk ditentukan usianya karena katalog ini menggambarkan posisi bintang yang tampaknya mencakup beberapa abad. Penelitian sebelumnya telah menyarankan berbagai tanggal, mulai dari sekitar 360 SM hingga abad ke-7 M.
Para peneliti menggunakan metode Generalized Hough Transform, sebuah teknik pencitraan algoritmik yang secara statistik mengakomodasi kesalahan dalam koordinat kuno dan perbedaan antara bintang kuno dan modern. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Shi’s Star Catalog pertama kali disusun sekitar tahun 355 SM dan kemudian diperbarui sekitar tahun 125 M.
Kontroversi dan Perspektif Lain
Beberapa ilmuwan memiliki teori yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa instrumen yang digunakan untuk merekam Shi’s Star Catalog memiliki kesalahan satu derajat. Studi sebelumnya yang menyesuaikan asumsi ini menempatkan usia Shi’s Star Catalog sekitar atau setelah 103 SM.
Seorang sejarawan dari Center for Research on East Asian Civilizations di Prancis, Daniel Patrick Morgan, berpendapat bahwa penggunaan koordinat bola dalam katalog tersebut lebih sesuai dengan penemuan sfera armiler (instrumen matematika bola untuk melacak pergerakan benda langit) oleh Tiongkok pada abad pertama SM.
Kesimpulan
Meskipun masih terdapat perdebatan mengenai usia pasti Shi’s Star Catalog, klaim ini menyoroti pentingnya menghargai pencapaian ilmiah dari berbagai budaya di seluruh dunia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memberikan jawaban yang lebih pasti mengenai usia dan signifikansi katalog bintang kuno ini.
Leave a Reply