Jepang Gunakan Tanah Fukushima di Kebun Bunga Perdana Menteri: Buktikan Aman?

Jepang Gunakan Tanah Fukushima di Kebun Bunga Perdana Menteri: Buktikan Aman?

Setelah tragedi gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang pada Maret 2011, yang menyebabkan kecelakaan nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, Jepang menghadapi tantangan besar dalam menangani dampak radiasi. Salah satu masalah utama adalah tumpukan tanah yang terkontaminasi ringan, mencapai lebih dari 14 juta meter kubik. Kini, pemerintah Jepang mengambil langkah kontroversial untuk membuktikan keamanan tanah tersebut kepada publik.

Rencana Penggunaan Tanah Fukushima di Kantor Perdana Menteri

Pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk menggunakan sebagian tanah Fukushima yang telah melalui proses dekontaminasi di kebun bunga yang berlokasi di kantor Perdana Menteri. Langkah ini merupakan upaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa tanah tersebut aman untuk digunakan kembali.

Menurut laporan Japan Today, tanah Fukushima tersebut sebelumnya disimpan di fasilitas penyimpanan sementara dekat kompleks Fukushima Daiichi. Pemerintah Jepang memiliki kewajiban hukum untuk menangani tanah ini sebelum tahun 2045.

Mengapa Langkah Ini Diambil?

Rencana ini muncul setelah adanya penolakan publik terhadap usulan penggunaan tanah Fukushima di taman-taman kota Tokyo. Penolakan ini mendorong pemerintah untuk mencari cara lain dalam menunjukkan keamanan tanah tersebut. Menurut laporan The Guardian, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menyatakan bahwa pemerintah akan mengambil inisiatif untuk memberikan contoh, dimulai dari kantor Perdana Menteri.

Keamanan Tanah Fukushima: Apa Kata Ahli?

Kementerian Lingkungan Hidup Jepang menyatakan bahwa sebagian tanah Fukushima kini aman untuk digunakan kembali. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga telah menyetujui rencana Jepang untuk mendaur ulang sekitar 75% dari tanah yang terkontaminasi ringan, asalkan terbukti aman. IAEA menyatakan keyakinannya bahwa strategi Jepang untuk daur ulang dan pembuangan akhir tanah dan limbah akan tetap sesuai dengan Standar Keselamatan IAEA.

Menurut laporan AP, selama pertemuan gugus tugas tanah, Kementerian Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa tanah radioaktif akan digunakan dalam fondasi dan ditutupi dengan lapisan tebal tanah subur biasa.

Tantangan Lain: Air yang Terkontaminasi

Selain masalah tanah, Jepang juga berurusan dengan ratusan juta galon air yang terkontaminasi yang digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir pada tahun 2011. Pada tahun 2023, IAEA menyetujui rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif yang telah diolah ke Samudra Pasifik, meskipun mendapat tentangan kuat dari negara-negara tetangga. Seperti yang dilaporkan oleh NPR, para menteri Jepang bahkan mengonsumsi ikan dari Fukushima untuk menunjukkan bahwa pembuangan air tidak mencemari makanan laut.

Apakah Langkah Ini Akan Cukup Meyakinkan Publik?

Pemerintah Jepang tampaknya menyadari bahwa masyarakat membutuhkan bukti nyata bahwa kesehatan dan keselamatan mereka menjadi prioritas. Masih harus dilihat apakah demonstrasi penggunaan tanah Fukushima di kebun bunga kantor Perdana Menteri akan cukup untuk meyakinkan publik tentang keamanannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *