Misteri Letusan Dahsyat 1831 Terungkap: Gunung Api Ganda di Pulau Bekas Pangkalan Soviet!

Misteri Letusan Gunung Api yang Mengguncang Dunia Terpecahkan

Sebuah teka-teki klimatologi berusia 200 tahun akhirnya terpecahkan! Ilmuwan telah mengungkap bahwa letusan dahsyat pada tahun 1831 dari gunung api Zavaritski, yang terletak di rantai Pulau Simushir terpencil, menjadi penyebab utama pendinginan global di Belahan Bumi Utara.

Pulau Simushir sendiri merupakan bagian dari Cincin Api yang aktif, zona di mana kerak Bumi terus bergerak dan bergejolak di sepanjang batas lempeng tektonik. Pulau sepanjang 8 kilometer ini menawarkan pemandangan puncak gunung berapi yang dramatis, bahkan terlihat dari luar angkasa.

Empat Puncak, Satu Letusan Dahsyat

Gambar satelit terbaru menunjukkan jajaran empat puncak gunung api – Milna, Zavaritski, Prevo, dan Uratman – yang hampir sempurna sejajar. Formasi geologis unik ini terletak di Kepulauan Kuril, wilayah yang menjadi sengketa antara Rusia dan Jepang. Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences [https://www.pnas.org/doi/10.1073/pnas.2416699122] mengungkapkan peran penting Gunung Zavaritski dalam peristiwa pendinginan global.

Dampak Letusan Terhadap Iklim Global

Pada tahun 1831, suhu di Belahan Bumi Utara turun drastis hampir 1,1 derajat Celcius. Perubahan iklim ini menyebabkan ketidakstabilan dan menghasilkan warna langit yang aneh. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan menduga letusan gunung berapi besar sebagai penyebabnya, namun sumber pastinya tetap menjadi misteri. Kini, studi terbaru memastikan bahwa Zavaritski, gunung api dengan ketinggian 624 meter di Simushir, adalah pelaku utamanya. Abu dari letusan tersebut ditemukan dalam inti es kutub, memecahkan teka-teki yang telah berlangsung selama hampir dua abad.

“Momen di laboratorium ketika kami menganalisis dua abu bersama-sama, satu dari gunung berapi dan satu dari inti es, adalah momen ‘eureka’ yang sesungguhnya. Saya tidak percaya angka-angka itu identik,” kata ahli vulkanologi William Hutchison, seorang peneliti di University of St Andrews dan penulis utama studi tersebut, dalam rilis universitas [https://news.st-andrews.ac.uk/archive/st-andrews-researchers-solve-200-year-volcanic-mystery/].

Pulau Terlupakan dan Warisan Sejarah

Meskipun identitas gunung api ini merupakan kejutan, hal itu tidak sepenuhnya mengejutkan. Lokasi Pulau Simushir yang terpencil dan penggunaannya oleh Soviet sebagai pangkalan kapal selam nuklir rahasia selama beberapa dekade membuatnya tersembunyi dari dunia luar. Bahkan, salah satu kawah gunung berapi yang terisi air di pulau itu digunakan sebagai tempat berlabuh kapal selam Soviet.

Menurut LiveScience [https://www.livescience.com/planet-earth/volcanos/quadruple-volcanoes-on-secret-soviet-military-base-linked-to-climate-altering-eruption-200-years-ago-earth-from-space], penggunaan militer pulau itu berakhir pada tahun 1994, dan pulau itu kini ditinggalkan. Caldera, teluk, dan infrastruktur Soviet yang berkarat perlahan-lahan diklaim kembali oleh alam.

Meskipun tidak ada gunung berapi di Simushir yang meletus sejak tahun 1957, mereka tetap menjulang tinggi – baik secara harfiah maupun dalam ingatan sejarah. Milna, yang tertinggi di antara mereka dengan ketinggian 1.540 meter, terakhir meletus pada tahun 1914, dan gunung api Zavaritski meletus pada tahun 1957. Sementara itu, Uratman, puncak paling timur dalam rantai tersebut, tampaknya tidak meletus selama 12.000 tahun – menjadikannya pelabuhan yang aman bagi kapal selam Soviet.

Gambar satelit ini menampilkan sebidang tanah unik, dengan sejarah pendudukan manusia dan vulkanologi yang mengubah dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *