‘Karate Kid: Legends’: Ketika Nostalgia Bertemu dengan Kebingungan
Film terbaru dari franchise Karate Kid, ‘Karate Kid: Legends‘, seharusnya menjadi momen perayaan 40 tahun sejarah panjangnya. Dengan menggabungkan dua ikon, Ralph Macchio (Daniel LaRusso) dan Jackie Chan (Mr. Han), ekspektasi penggemar sangat tinggi. Namun, sayangnya, film ini justru terasa aneh dan kurang memuaskan.
Premis Menarik yang Tak Dieksekusi dengan Baik
Inti dari ‘Karate Kid: Legends‘ adalah pertemuan antara dua legenda Karate Kid: Daniel LaRusso, bintang dari film-film Karate Kid klasik dan serial ‘Cobra Kai’, dan Jackie Chan, yang sukses dengan remake film tersebut 15 tahun lalu. Sayangnya, kedua karakter ini justru minim tampil dan ketika muncul, alur cerita terasa sangat terburu-buru dan membingungkan.
Kisah Baru dengan Sentuhan Familiar
Film ini berpusat pada Li Fong (Ben Wang), seorang remaja ahli kung fu dari Beijing yang pindah ke New York bersama ibunya (Ming-Na Wen). Di New York, Li terlibat persaingan dengan Conner (Aramis Knight), seorang juara karate lokal dan mantan pacar Mia (Sadie Stanley), gadis yang disukai Li. Premis ini mengingatkan kita pada plot film Karate Kid original dan remakenya.
Awal yang Menjanjikan, Akhir yang Mengecewakan
Di awal film, ‘Karate Kid: Legends‘ memberikan sentuhan segar dengan menjadikan Li sebagai guru bagi ayah Mia, Victor (Joshua Jackson), seorang mantan petinju yang terlilit hutang. Hubungan antara Li, Mia, dan Victor cukup menarik untuk diikuti. Namun, semua itu berubah ketika Daniel LaRusso dan Mr. Han muncul.
Kehadiran Ikon yang Kurang Bermakna
Kehadiran Han dan LaRusso terasa dipaksakan dan kurang memberikan dampak signifikan pada cerita. Mereka muncul untuk melatih Li dalam turnamen karate, namun motivasi mereka tidak dijelaskan dengan baik. Alur cerita menjadi tidak seimbang dan terburu-buru, seolah-olah ada dua film yang digabungkan menjadi satu.
Karakter yang Tak Tergali
Banyak karakter yang potensial justru tidak digali lebih dalam. Conner, sebagai antagonis, tidak memiliki perkembangan karakter yang memadai. Latar belakang Li tentang mendiang saudaranya terasa seperti tempelan yang tidak terintegrasi dengan baik. Bahkan, kehadiran Daniel LaRusso terasa kurang berarti.
Kesimpulan: Potensi yang Terbuang
‘Karate Kid: Legends‘ memiliki potensi untuk menjadi film yang hebat, namun sayangnya gagal mengeksekusi ide-ide menariknya dengan baik. Alur cerita yang terburu-buru, karakter yang kurang tergali, dan kehadiran ikon yang kurang bermakna membuat film ini terasa aneh dan kurang memuaskan. Meskipun Ben Wang tampil memukau sebagai Li Fong, film ini secara keseluruhan mengecewakan para penggemar Karate Kid.
Seperti pepatah yang diulang-ulang dalam film, “Dua cabang, satu pohon,” ‘Karate Kid: Legends‘ terasa seperti dua film yang mencoba disatukan, namun gagal mencapai keselarasan.
Leave a Reply