Reuni Zuckerberg dan Luckey: Pertanda ‘Dude Bro-ifikasi’ Industri Teknologi?

Reuni Kontroversial: Zuckerberg dan Luckey Bersatu untuk Proyek Militer

Dunia teknologi kembali dikejutkan dengan bersatunya kembali dua nama besar, Mark Zuckerberg, CEO Meta, dan Palmer Luckey, pendiri Oculus VR yang kini menjadi kontraktor militer melalui perusahaannya, Anduril. Keduanya, yang sempat berseteru hingga berujung pada pemecatan Luckey dari Meta, kini bekerja sama dalam proyek ambisius bernama “EagleEye” untuk mengembangkan teknologi AR/VR bagi militer AS.

Kemitraan ini, diumumkan oleh Anduril dan Meta, menandai babak baru bagi keduanya. Proyek “EagleEye” bertujuan menciptakan sistem VR yang tangguh, mampu mendeteksi musuh dan drone. Reuni ini menimbulkan pertanyaan: Apa yang mendorong dua tokoh ini untuk kembali bekerja sama, dan apa dampaknya bagi industri teknologi?

Dari Rivalitas Sengit Menuju Kolaborasi Menguntungkan

Hubungan antara Zuckerberg dan Luckey dulunya tidak harmonis. Pemecatan Luckey dari Facebook (kini Meta) setelah ia terlibat kontroversi politik meninggalkan luka yang dalam. Namun, peluang besar di sektor teknologi militer tampaknya menjadi perekat yang menyatukan mereka kembali. Luckey bahkan mengklaim bahwa ia dan Zuckerberg telah mengerjakan beberapa proyek “untuk sementara waktu”.

Sebelumnya, Microsoft juga berupaya memasuki pasar VR militer dengan HoloLens. Sayangnya, proyek tersebut gagal karena masalah teknis dan keluhan dari tentara yang mengalami mual akibat penggunaan perangkat. Kegagalan Microsoft membuka jalan bagi Anduril untuk menjadi vendor VR militer terkemuka.

Motif di Balik Kolaborasi: Lebih dari Sekadar Bisnis?

Banyak perusahaan teknologi besar melihat potensi keuntungan besar di sektor militer. Kontrak militer menawarkan sumber pendapatan yang stabil dan signifikan. Namun, ada indikasi bahwa kolaborasi ini lebih dari sekadar bisnis semata.

Luckey dikenal sebagai pendukung Donald Trump, dan donasinya kepada kelompok pro-Trump menjadi salah satu faktor yang memicu pemecatannya dari Facebook. Zuckerberg sendiri, setelah pemilu, mulai menunjukkan ketidaksukaannya terhadap program DEI (Diversity, Equity, and Inclusion). Perubahan pandangan ini tercermin dalam tindakannya memangkas pendanaan untuk organisasi nirlaba dan sekolah yang dianggap tidak sejalan dengan visinya.

Implikasi bagi Industri Teknologi

Reuni Zuckerberg dan Luckey, serta fokus pada teknologi militer, memunculkan kekhawatiran tentang arah industri teknologi. Apakah industri ini semakin didominasi oleh nilai-nilai maskulin yang agresif dan dukungan terhadap militerisme? Apakah etika dan tanggung jawab sosial semakin terpinggirkan demi keuntungan semata?

Kolaborasi ini menandai pergeseran penting dalam industri teknologi. Ke depannya, penting untuk mengawasi dampak dari pergeseran ini dan memastikan bahwa teknologi dikembangkan dan digunakan untuk kebaikan bersama, bukan hanya untuk kepentingan segelintir orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *