Penemuan Mengejutkan: Apakah Neanderthal Mengenali Wajah di Batu 43.000 Tahun Lalu?

Misteri Batu Berwajah: Jejak Kreativitas Neanderthal?

Sebuah penemuan menarik mengemuka dari sebuah gua di Segovia, Spanyol. Arkeolog menemukan sebuah batu berukuran genggaman tangan yang secara alami menyerupai wajah memanjang. Keunikan batu ini semakin diperkuat dengan adanya pigmen merah dari ochre tepat di ujung yang menyerupai hidung.

“Kami semua memiliki pikiran yang sama dan saling bertukar pandang karena bentuknya: kami semua berpikir, ‘Ini terlihat seperti wajah,'” ujar David Álvarez Alonso, seorang arkeolog dari Complutense University di Madrid, yang terlibat dalam penggalian tersebut.

Sidik Jari Purba: Bukti Kehadiran Neanderthal?

Selama tiga tahun berikutnya, Álvarez Alonso dan timnya mempelajari batu aneh ini. Mereka berhipotesis bahwa 43.000 tahun lalu, seorang Neanderthal mencelupkan jari mereka ke dalam ochre dan menekannya pada punggung batu, meninggalkan apa yang sekarang dianggap sebagai sidik jari manusia terlengkap tertua di dunia. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Archaeological and Anthropological Sciences.

Interpretasi Simbolis: Seni Neanderthal?

Para arkeolog berpendapat bahwa posisi strategis titik merah tersebut menunjukkan bukti “perilaku simbolis” Neanderthal. Dengan kata lain, ini adalah karya seni yang “dapat mewakili salah satu simbolisasi wajah manusia paling awal dalam prasejarah.”

“Fakta bahwa [batu] itu dipilih karena penampilannya dan kemudian ditandai dengan ochre menunjukkan bahwa ada pikiran manusia yang mampu menyimbolkan, membayangkan, mengidealkan, dan memproyeksikan pikiran-pikirannya pada suatu objek,” tulis para peneliti.

Kontroversi dan Keraguan: Interpretasi yang Beragam

Kemampuan Neanderthal dalam membuat seni masih menjadi perdebatan. Meskipun demikian, selama dekade terakhir, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa ekspresi artistik muncul lebih awal dalam evolusi manusia daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penulis studi ini percaya bahwa batu mereka menambah bukti ini.

Namun, Gilliane Monnier, seorang profesor antropologi di University of Minnesota, tidak sepenuhnya yakin dengan temuan para peneliti. Dia meragukan klaim bahwa titik merah itu dibuat dengan ujung jari manusia, dan berpendapat bahwa pewarnaan dan punggung seperti sidik jari mungkin terbentuk secara alami.

Kesimpulan: Teka-teki yang Belum Terpecahkan

Sulit untuk mengatakan apakah penelitian ini memperjelas atau mempersulit pemahaman kita tentang bagaimana pikiran manusia mengembangkan kemampuan untuk menciptakan seni. Batu berbentuk wajah ini adalah bagian yang menarik dari teka-teki, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui di mana letaknya.

Apakah ini benar-benar bukti seni Neanderthal? Atau hanya kebetulan alam yang menipu mata kita? Waktu dan penelitian lebih lanjut akan memberikan jawabannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *