Video Viral Paragliding Diduga Hasil Manipulasi AI, Begini Kata Ahli!

Video Viral Paragliding Diduga Hasil Manipulasi AI, Begini Kata Ahli!

Sebuah video paragliding yang viral baru-baru ini, yang menampilkan seorang penerbang layang yang tersedot ke ketinggian ekstrem di China, kini menjadi sorotan karena dugaan penggunaan AI (Artificial Intelligence) dalam pembuatannya. Beberapa ahli berpendapat bahwa sebagian dari video tersebut mungkin telah dimanipulasi atau bahkan dibuat sepenuhnya oleh AI.

Kecurigaan Muncul dari Analisis Mendalam

Awalnya, video tersebut dilaporkan oleh berbagai media, termasuk Gizmodo, dan menceritakan kisah Peng Yujian, seorang pria berusia 55 tahun yang mengalami kecelakaan saat paragliding. Sebuah updraft kuat mengangkatnya hingga ketinggian 5.500 meter (18.000 kaki) di udara yang membekukan. Namun, perusahaan keamanan digital GetReal kini menyatakan “cukup yakin” bahwa sebagian video yang beredar adalah hasil rekayasa AI.

Menurut laporan Reuters, yang pertama kali mendistribusikan video tersebut, tim pendukung Peng Yujian mengunggah video tersebut di Douyin (TikTok versi China) setelah kejadian pada 24 Mei. Analisis oleh GetReal menunjukkan bahwa lima detik pertama video tersebut mengandung gambar yang dihasilkan oleh AI. Inconsistensi lain, seperti perubahan aneh pada helm dan perlengkapan paragliding, juga menambah kecurigaan.

Media Mulai Menarik Laporan

Beberapa media besar, termasuk NBC dan BBC, telah menarik video tersebut dari peredaran. Video yang sebelumnya dibagikan juga tidak lagi tersedia. Namun, artikel dari Sixth Tone masih menampilkan rekaman yang diduga dari kamera Peng, termasuk inkonsistensi yang dicatat oleh Reuters.

Kronologi Kejadian dan Kemungkinan Logis

Sebelumnya dilaporkan bahwa Peng sedang menguji peralatan paragliding di ketinggian sekitar 3.000 meter (10.000 kaki) di atas permukaan laut ketika fenomena meteorologi berbahaya yang dikenal sebagai “cloud suck” diduga menariknya hingga ketinggian sekitar 8.500 meter (28.000 kaki). Untuk perbandingan, puncak Gunung Everest adalah 8.848 meter (29.029 kaki) di atas permukaan laut. Peng berada di udara selama lebih dari satu jam, terpapar suhu hampir -40 derajat Celsius, sebelum mendarat 33 kilometer (20 mil) dari titik awalnya.

Pendapat Ahli AI

Abhinav Dhall, seorang profesor dari Monash University, menyatakan bahwa sulit untuk menentukan apakah video itu nyata atau dihasilkan oleh AI. Namun, ia mencatat bahwa awan di latar belakang tampak tidak nyata, seperti gambar 2D.

Meskipun demikian, kisah Peng secara teknis mungkin terjadi. Pada tahun 2007, penerbang layang Jerman, Ewa Wisnierska, dilaporkan selamat dari kecelakaan serupa ketika badai menyeretnya hingga ketinggian hampir 10.000 meter (33.000 kaki). Namun, Reuters melaporkan bahwa pilot Prancis, Antoine Girard, memegang rekor penerbangan terencana tertinggi dengan terbang 8.407 meter (27.582 kaki) di atas Himalaya pada tahun 2021.

Implikasi Terhadap Industri Berita

Kasus ini menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana industri berita akan beradaptasi dalam menghadapi konten visual yang dihasilkan oleh AI yang semakin realistis. Verifikasi fakta yang ketat dan kehati-hatian dalam melaporkan informasi menjadi semakin krusial untuk menghindari penyebaran disinformasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *