‘Doctor Who’ Sia-Siakan Belinda Chandra: Potensi yang Terbuang?

‘Doctor Who’ Gagal Mengembangkan Karakter Belinda Chandra

Kemunculan Varada Sethu sebagai Belinda Chandra di musim terbaru ‘Doctor Who’ menjanjikan dinamika baru yang segar antara Doctor dan pendampingnya. Namun, setelah musim berakhir, banyak penggemar merasa kecewa karena karakter Belinda tidak dikembangkan secara maksimal, bahkan bisa dibilang disia-siakan.

Awal yang Menjanjikan

Belinda diperkenalkan sebagai seorang perawat muda yang harus menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaannya dengan kenyataan absurd yang tiba-tiba ia hadapi: diculik oleh robot raksasa dan dibawa ke luar angkasa untuk menjadi penguasa planet. Debutnya di episode “The Robot Revolution” sangat berbeda dari debut pendamping Doctor Who lainnya di era modern. Ia tidak langsung terpukau dan mengikuti Doctor tanpa pertanyaan.

Sebaliknya, Belinda menantang Doctor, mempertanyakan asumsinya bahwa ia selalu tahu yang terbaik. Ia menunjukkan bahwa pesona Doctor tidak selalu berhasil padanya. Belinda menyukai Doctor, tetapi ia menyadari bahwa dunia yang Doctor geluti berbahaya dan ia hanya ingin pulang. Petualangan bersamanya adalah keharusan untuk mencapai tujuannya.

Kehilangan Identitas di Tengah Jalan

Sayangnya, versi Belinda yang menantang ini perlahan menghilang di pertengahan musim. Meskipun wajar jika ia melunak terhadap Doctor seiring berjalannya waktu, perubahan ini terasa terlalu cepat dan tidak organik. Setelah episode “Lux”, ia sudah terlihat nyaman bepergian dengan Doctor. Selanjutnya, fokus cerita beralih ke Ruby Sunday, dan Belinda nyaris tidak memiliki peran dalam beberapa episode.

Puncaknya terjadi di episode “The Interstellar Song Contest”, di mana reaksi Belinda terhadap tindakan Doctor yang menyiksa musuhnya sangat berbeda dari reaksinya di “The Robot Revolution”. Ia seolah memberikan “lampu hijau” pada tindakan Doctor yang melanggar moral. Belinda yang skeptis menghilang, digantikan oleh pendamping generik yang tidak memiliki karakter kuat. Kita tidak mengetahui banyak tentang dirinya selain keinginannya untuk pulang.

Akhir yang Mengecewakan

Ketidakadilan yang sebenarnya terjadi di dua episode terakhir musim ini. Di “Wish World”, Belinda diubah menjadi istri yang patuh oleh Conrad, musuh yang terobsesi pada Ruby. Realitas ini digambarkan sebagai distopia, di mana perempuan hanya ada untuk menjadi istri dan ibu yang baik. Namun, alih-alih menunjukkan bahwa realitas ini salah, episode “The Reality War” justru memperkuat gagasan bahwa peran ibu adalah satu-satunya identitas Belinda.

Setelah dibebaskan dari dunia Conrad, satu-satunya karakteristik Belinda adalah bahwa ia adalah ibu dari Poppy. Ia bahkan menolak membantu Doctor melawan Rani, dan lebih memilih melindungi Poppy. Episode ini seolah-olah “menempelkan” label “ibu” di dahi Belinda dan meninggalkannya begitu saja.

Bahkan, kilas balik dari episode sebelumnya diubah agar Belinda selalu menambahkan “untuk Poppy” di setiap keinginannya untuk pulang. Ini bukan pengembangan karakter yang menarik, melainkan penulisan ulang total dari apa yang telah ditonton oleh penonton.

‘Doctor Who’ seperti mengulangi kesalahan Conrad dengan memaksakan peran gender patriarkal pada Belinda. Belinda Chandra yang kita kenal di “The Robot Revolution” tidak lagi ada, bukan hanya karena karakternya direduksi menjadi nol, tetapi karena akhir ceritanya menulis ulang keberadaannya sehingga Belinda itu tidak pernah ada.

Penyia-nyiaan karakter Belinda Chandra adalah salah satu kegagalan terbesar di musim ini. Ia tidak diberi kesempatan untuk tumbuh dan berubah, untuk menantang, dan ditantang oleh kehidupan di sisi Doctor. Akhir ceritanya hanyalah paku terakhir dalam peti mati yang telah dibangun ‘Doctor Who’ untuk karakter Belinda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *