30 Tahun ‘Safe’: Teror Lingkungan yang Tetap Relevan dan Menghantui
Genre eco-horror seringkali menampilkan aksi yang intens dan menegangkan. Kita sering melihat hewan dan serangga bermutasi akibat perubahan lingkungan, menyerang manusia, atau alam yang berubah menjadi monster raksasa. Namun, tidak semua film eco-horror berteriak sekeras itu. Salah satunya adalah ‘Safe’ karya Todd Haynes, yang dirilis 30 tahun lalu, pada awalnya ditayangkan di Festival Film Sundance 1995—menggali jenis eco-horror yang paling menyeramkan.
Dirilis pada tahun 1995 dan berlatar tahun 1987, ‘Safe’ membawa kita ke kehidupan Carol White (diperankan oleh Julianne Moore), seorang ibu rumah tangga di pinggiran Los Angeles. Kehidupannya tampak nyaman, namun hambar. Namun, semuanya berubah ketika Carol mulai mengalami serangkaian gejala aneh yang tak terjelaskan.
Teror yang Tak Terlihat: Penyakit Lingkungan dan Ketidakpastian
Carol tidak merokok atau minum alkohol, dan kepribadiannya cenderung pasif. Namun, tubuhnya mulai bereaksi terhadap lingkungannya yang tampaknya biasa saja. Dimulai dengan bersin ringan, gejala Carol berkembang menjadi batuk parah, muntah, mimisan, hiperventilasi, ruam kulit, dan kejang-kejang. Rumahnya yang mewah, meskipun nyaman, penuh dengan pemicu dan polutan beracun: karpet tebal yang terus-menerus divakum, lemari dapur yang harus dipernis ulang, knalpot mobil dari kemacetan lalu lintas Los Angeles, pesawat terbang di atas kepala, peralatan yang berdengung, telepon berdering, TV dan radio yang berdering, dan menara listrik yang menjulang.
Yang membuat Carol semakin terisolasi, orang-orang di sekitarnya tampak baik-baik saja. Suaminya awalnya tidak percaya, menganggap semua itu hanya ada di kepalanya. Dokter pun tidak menemukan masalah yang jelas. Serangkaian tes alergi tidak memberikan hasil yang meyakinkan. Seorang psikiater, duduk di belakang meja besar, menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, bertanya “Apa yang terjadi di dalam dirimu?”
Pencarian Jawaban dan Komunitas yang Terpinggirkan
Seiring kondisi Carol memburuk, penyakitnya menjadi identitasnya. Ia akhirnya menemukan komunitas orang-orang dengan gejala serupa melalui selebaran di pusat kebugarannya: “Apakah Anda alergi terhadap abad ke-20?” Perawatan mengharuskan Carol pindah ke tempat tinggal komunal di padang pasir. Di sana, ia menjauhi kehidupan lamanya.
Ambivalensi dan Kritik Sosial dalam ‘Safe’
Film ini dengan cerdas mengkritik industri New Age yang memanfaatkan ketakutan dan kerentanan orang-orang yang menderita penyakit lingkungan. Carol dan penghuni lainnya cukup kaya untuk membayar perawatan residensial, tetapi naif untuk tidak mempertanyakan mengapa pendiri program tinggal di rumah besar yang menjulang di atas properti.
Akhir yang Menggantung dan Relevansi Abadi
Bagaimana Carol menjadi korban kondisi yang melemahkan ini tidak pernah dijelaskan. Bahkan di lokasi terpencil rumah barunya, di mana semua orang mematuhi aturan tentang bahan kimia, makan makanan organik, dan menjalani terapi rutin, Carol tidak pulih. Akhirnya, ia pindah dari kabin sederhana ke struktur seperti igloo yang sepenuhnya menutup “ruang aman,” bebas dari kontaminan selama Carol adalah satu-satunya yang masuk ke dalam.
Namun, bahkan dengan langkah-langkah ekstrem tersebut, Carol terus memburuk. Akhir film ini mengundang penonton untuk bertanya-tanya apakah Carol akan sembuh, dan apakah pilihan untuk hidup terisolasi di tempat yang terstruktur di sekitar penyakit lingkungan sepadan dengan pengorbanannya. 30 tahun kemudian, jawabannya masih belum jelas. Yang paling menghantui, penyakit lingkungan masih mengintai di antara kita—sama halnya dengan sikap skeptis, dan teka-teki seperti dulu.
Leave a Reply