Proyek Jutaan Dolar Berantas Penelitian Medis Abal-abal
Sebuah inisiatif ambisius dengan pendanaan hampir 1 juta dolar diluncurkan untuk memerangi penelitian medis yang cacat atau bahkan dipalsukan. Proyek ini, yang digagas oleh pengawas di balik Retraction Watch, bertujuan untuk mengidentifikasi penelitian medis yang dipublikasikan dan berdampak negatif pada pedoman kesehatan, serta memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat.
The Medical Evidence Project, sebuah proyek dua tahunan yang digerakkan oleh Center for Scientific Integrity, menerima hibah sebesar $900.000 dari Open Philanthropy. Dengan tim inti yang terdiri dari hingga lima peneliti, proyek ini akan menggunakan alat forensik metasains untuk mengidentifikasi masalah dalam artikel ilmiah. Temuan mereka akan dilaporkan melalui Retraction Watch, situs terkemuka dalam pengawasan ilmiah.
Mengapa Penelitian Medis yang Cacat Berbahaya?
Penelitian medis yang cacat dapat merusak meta-analisis, yaitu tinjauan yang menggabungkan temuan dari berbagai studi untuk menarik kesimpulan yang lebih kuat secara statistik. Jika studi yang buruk dimasukkan ke dalam meta-analisis, hal itu dapat memengaruhi kebijakan kesehatan secara signifikan. Contohnya, pada tahun 2009, pedoman Eropa merekomendasikan penggunaan beta-blocker selama operasi non-jantung, berdasarkan penelitian awal tahun 2000-an yang kemudian dipertanyakan. Tinjauan independen bertahun-tahun kemudian menunjukkan bahwa pedoman tersebut mungkin telah berkontribusi pada 10.000 kematian per tahun di Inggris.
Strategi Proyek: Perangkat Lunak, Whistleblower, dan Peer Review
Dipimpin oleh James Heathers, seorang konsultan integritas sains, tim ini berencana membangun perangkat lunak, menindaklanjuti petunjuk dari whistleblower anonim, dan membayar peer reviewer untuk memeriksa pekerjaan mereka. Mereka bertujuan untuk mengidentifikasi setidaknya 10 meta-analisis yang cacat per tahun. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keputusan medis didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat dan terpercaya.
Ancaman Penelitian Medis Palsu yang Dihasilkan AI
Peluncuran proyek ini sangat tepat waktu, mengingat maraknya ilmu pengetahuan sampah yang dihasilkan oleh AI. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, makalah palsu yang dihasilkan oleh AI membanjiri ekosistem digital akademik, muncul dalam segala hal mulai dari prosiding konferensi hingga jurnal yang ditinjau oleh rekan sejawat. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Misinformation Review dari Harvard Kennedy School menemukan bahwa dua pertiga dari makalah yang diambil melalui Google Scholar mengandung tanda-tanda teks yang dihasilkan oleh GPT, bahkan di outlet ilmiah arus utama. Sekitar 14,5% dari studi palsu tersebut berfokus pada kesehatan.
Dampak Nyata pada Kesehatan
Masalah ini sangat mengkhawatirkan karena Google Scholar tidak membedakan antara studi yang ditinjau oleh rekan sejawat dan pra-cetak, makalah mahasiswa, atau karya lain yang kurang ketat. Begitu informasi yang tidak akurat ini masuk ke dalam meta-analisis atau dikutip oleh dokter, sulit untuk membalikkan konsekuensinya. “Jika kita tidak dapat mempercayai bahwa penelitian yang kita baca itu asli,” kata seorang peneliti, “kita berisiko membuat keputusan berdasarkan informasi yang salah.”
Proyek ini merupakan langkah penting dalam melindungi masyarakat dari informasi medis yang salah dan memastikan bahwa keputusan kesehatan didasarkan pada bukti ilmiah yang solid. Dengan mengungkap penelitian medis yang bermasalah, Medical Evidence Project berupaya meningkatkan kualitas perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Leave a Reply