Bahaya Tersembunyi di Balik Asap Kebakaran Hutan: Lebih dari Sekadar Masalah Pernapasan
Kebakaran hutan kembali melanda Kanada, dengan lebih dari 200 titik api aktif yang telah melahap sekitar 26.000 kilometer persegi sejak Januari, menurut laporan Canadian Interagency Forest Fire Centre. Situasi ini memicu peningkatan drastis asap yang melintasi perbatasan Kanada-AS, mempengaruhi kualitas udara hingga ke Florida, menurut NOAA. Dengan perubahan iklim yang memperpanjang dan memperburuk musim kebakaran hutan di berbagai wilayah, pemahaman tentang bahaya paparan asap menjadi semakin penting. Penelitian terbaru mengungkapkan dampak kompleks asap kebakaran hutan pada tubuh, menghubungkannya dengan masalah kesehatan yang mengejutkan dan meluas di luar sistem pernapasan.
“Ada kebutuhan mendesak untuk penelitian yang lebih mendalam guna memahami dampak asap kebakaran hutan secara komprehensif. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat dan profesional kesehatan, serta mendukung pengembangan regulasi yang efektif untuk mengurangi dampaknya,” ujar Yaguang Wei, asisten profesor kedokteran lingkungan di Mount Sinai’s Icahn School of Medicine, seperti dikutip Harvard Gazette.
Dampak Jangka Menengah Asap Kebakaran Hutan
Wei adalah penulis utama studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Epidemiology, yang menemukan bahwa asap kebakaran hutan dapat merusak paru-paru dan jantung hingga tiga bulan setelah api padam. Ia dan koleganya menghubungkan paparan “jangka menengah” ini dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kardiorespirasi, termasuk penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, pneumonia, penyakit paru-paru kronis, dan asma.
“Bahkan paparan singkat dari kebakaran kecil yang hanya berlangsung beberapa hari dapat menyebabkan efek kesehatan jangka panjang,” kata Wei.
Asap Beracun: Lebih dari Sekadar Partikel PM2.5
Asap kebakaran hutan adalah campuran gas, polutan udara, uap air, dan partikel halus (PM2.5), menurut EPA. Asap ini mengandung senyawa beracun seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan senyawa organik volatil (VOC), beberapa di antaranya bersifat karsinogenik. Studi terbaru bahkan menunjukkan bahwa asap kebakaran hutan membawa patogen mikroba dan jamur.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam ISME Journal pada tahun 2021 mencatat bahwa 80% mikroba yang ditemukan dalam sampel asap kebakaran hutan masih hidup. Meskipun belum jelas bagaimana organisme ini bertahan dalam suhu ekstrem kebakaran hutan, para peneliti memiliki gagasan tentang bagaimana mereka masuk ke dalam asap. George Thompson, seorang profesor kedokteran di University of California, Davis, menjelaskan bahwa kebakaran hutan menarik patogen dari tanah dan vegetasi sekitarnya saat menarik udara.
Bahaya PM2.5: Dampak pada Otak dan Sistem Kardiovaskular
Komponen paling berbahaya dari asap kebakaran hutan bukanlah patogen, melainkan PM2.5. Partikel-partikel kecil ini menembus jauh ke dalam paru-paru dan merusak sistem pernapasan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa partikel ultrafine dapat berpindah dari paru-paru langsung ke aliran darah. Hal ini dapat merusak pembuluh darah dan memicu peradangan dan stres oksidatif yang berbahaya di berbagai organ, termasuk otak.
Beberapa studi telah mengaitkan paparan asap kebakaran hutan dengan kejadian dementia. Penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Neurology menganalisis data kesehatan dari lebih dari 1,2 juta warga California Selatan berusia 60 tahun ke atas, dan menemukan hubungan signifikan antara paparan jangka panjang terhadap PM2.5 terkait kebakaran hutan dan peningkatan risiko dementia.
Dampak Psikologis Asap Kebakaran Hutan
Studi lain telah menghubungkan asap kebakaran hutan dengan dampak psikologis yang merugikan. Penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Network Open menganalisis data tentang tingkat PM2.5 kebakaran hutan dan kunjungan ke departemen gawat darurat terkait kesehatan mental di seluruh California. Studi ini menemukan bahwa asap kebakaran hutan berkorelasi dengan lonjakan signifikan dalam kunjungan ke departemen gawat darurat kesehatan mental hingga tujuh hari setelah paparan.
“Studi kami menunjukkan bahwa—selain trauma yang dapat disebabkan oleh kebakaran hutan—asap itu sendiri dapat memainkan peran langsung dalam memperburuk kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati,” kata Kari Nadeau, seorang ilmuwan-dokter di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Langkah-Langkah Perlindungan Diri
Untuk melindungi diri Anda dari bahaya asap kebakaran hutan, batasi waktu yang dihabiskan di luar ruangan. Jika Anda harus keluar, kenakan masker N95 atau P100. Jaga agar jendela dan pintu tetap tertutup untuk memastikan udara dalam ruangan Anda aman. Pastikan juga sistem HVAC rumah Anda berfungsi dengan baik. Jika Anda tidak memilikinya, Anda dapat membeli filter udara portabel atau membuatnya sendiri menggunakan filter tungku dan kipas kotak.
Karena musim kebakaran hutan menjadi semakin berdampak, mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri sendiri dan keluarga Anda dari asap menjadi semakin penting. Para ahli masih memiliki jalan panjang untuk sepenuhnya memahami risiko paparan kebakaran hutan, tetapi satu hal yang jelas—bahaya ini tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Leave a Reply