AS Cabut Larangan Penerbangan Supersonik: Era Baru Perjalanan Udara?

AS Cabut Larangan Penerbangan Supersonik: Era Baru Perjalanan Udara?

Setelah 22 tahun sejak penerbangan terakhir Concorde, pesawat supersonik komersial yang legendaris, Amerika Serikat akhirnya mencabut larangan penerbangan supersonik di atas daratan. Keputusan ini, yang diumumkan melalui perintah eksekutif oleh Presiden Donald Trump, berpotensi merevolusi industri penerbangan dan mempersingkat waktu perjalanan secara signifikan. Namun, tantangan besar masih menghadang, terutama terkait kebisingan dan dampak lingkungan.

Kembalinya Era Supersonik: Peluang dan Tantangan

Larangan yang berlaku sejak tahun 1973 ini, merupakan respons terhadap suara bising yang dihasilkan oleh pesawat yang melaju melebihi kecepatan suara (Mach 1). Gelombang kejut yang dihasilkan menciptakan suara ledakan yang mengganggu, sehingga penerbangan supersonik non-militer dilarang melintas di atas wilayah daratan.

Perintah Eksekutif dan Standar Kebisingan

Perintah eksekutif terbaru menginstruksikan Federal Aviation Administration (FAA) untuk menetapkan standar sertifikasi kebisingan bagi pesawat supersonik. Standar ini harus mempertimbangkan penerimaan masyarakat, kelayakan ekonomi, dan kelayakan teknologi. Artinya, **penerbangan supersonik** hanya akan diizinkan jika pesawat mampu mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan secara signifikan.

Teknologi untuk Mengurangi Kebisingan

Sejak larangan diberlakukan, kemajuan signifikan telah dicapai dalam teknologi kedirgantaraan. NASA, misalnya, sedang mengembangkan pesawat riset X-59, yang dirancang untuk terbang lebih cepat dari suara dengan mengurangi gelombang kejut yang menghasilkan suara ledakan. Alih-alih ledakan keras, pesawat ini diharapkan menghasilkan suara ‘dentuman’ yang jauh lebih lembut, jika terdengar sama sekali.

Boom Supersonic: Pelopor Penerbangan Supersonik Masa Depan

Perusahaan yang berbasis di Colorado, Boom Supersonic, menjadi salah satu pemain utama dalam upaya menghidupkan kembali **penerbangan supersonik**. Prototipe mereka, XB-1, dirancang untuk terbang dengan kecepatan Mach 1.7 dan membawa 64 hingga 80 penumpang. Boom Overture, pesawat komersial mereka, menarik minat dari maskapai besar seperti American Airlines dan United Airlines.

Dampak Lingkungan dan Biaya Operasional

Selain kebisingan, **penerbangan supersonik** juga menghadapi kritik terkait dampak lingkungannya. Pesawat supersonik cenderung mengonsumsi lebih banyak bahan bakar. Concorde, misalnya, membakar 22 ton bahan bakar per jam, dua kali lipat dari Boeing 747. Boom Supersonic berencana untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan bahan bakar alternatif yang berkelanjutan.

Tantangan Ketinggian dan Emisi

Pesawat supersonik harus terbang di ketinggian yang lebih tinggi, di mana udara lebih tipis dan hambatan udara lebih rendah. Namun, emisi pada ketinggian ini dapat bertahan hingga 20 kali lebih lama di stratosfer bumi, yang berpotensi memperburuk dampak lingkungan. Selain itu, biaya operasional yang tinggi dan tarif premium menjadi tantangan lain yang perlu diatasi untuk membuat **penerbangan supersonik** menjadi lebih terjangkau.

Masa Depan Perjalanan Udara: Langkah Awal

Pencabutan larangan di AS merupakan langkah awal yang menjanjikan bagi masa depan **perjalanan udara supersonik**. Namun, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan kebisingan, dampak lingkungan, dan biaya operasional. Jika tantangan ini dapat diatasi, **penerbangan supersonik** berpotensi merevolusi cara kita bepergian, mempersingkat waktu perjalanan secara signifikan dan membuka peluang baru bagi industri penerbangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *