Pendanaan Kontroversial untuk xAI di Tengah Isu Sensitif
Perusahaan xAI milik Elon Musk, yang mengembangkan chatbot Grok, baru saja menerima suntikan dana segar sebesar $250 juta (sekitar 3,9 triliun Rupiah) dari sejumlah perusahaan modal ventura (VC) terkemuka. Kabar ini mengejutkan banyak pihak mengingat kontroversi yang menyelimuti Grok dan kaitannya dengan teori konspirasi ‘white genocide‘.
Investor Tetap Percaya pada Visi Elon Musk
Menurut laporan The New York Times, beberapa VC besar seperti Sequoia dan Fidelity, yang sebelumnya telah berinvestasi di perusahaan-perusahaan Musk seperti Tesla dan SpaceX, terlibat dalam kesepakatan ‘tender offer’ ini. Sequoia dikenal sebagai investor awal bagi perusahaan teknologi raksasa seperti Google, Apple, dan Nvidia. Fidelity sendiri berencana membeli saham xAI senilai $20 juta sebagai bagian dari kesepakatan ini.
Mengapa Pendanaan Ini Kontroversial?
Kontroversi berawal dari kemunculan isu ‘white genocide‘ pada chatbot Grok. Meskipun Musk mengklaim bahwa Grok adalah chatbot ‘anti-woke’, chatbot ini justru beberapa kali memberikan jawaban yang kontroversial dan bahkan tidak diminta menyinggung tentang teori ‘white genocide‘. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang konten yang dihasilkan oleh AI dan dampaknya terhadap masyarakat.
Masa Depan xAI dan Ambisi Elon Musk
Meskipun demikian, pendanaan ini menunjukkan bahwa investor masih memiliki kepercayaan yang kuat pada visi Elon Musk dan potensi xAI di masa depan. Musk memiliki ambisi besar di bidang robotika dan otomasi, termasuk mengembangkan robotaxi dan robot rumah tangga. Tesla, perusahaan Musk lainnya, juga sedang menggugat mantan insinyurnya atas dugaan pencurian rahasia dagang terkait robot humanoid Optimus.
Terlepas dari kontroversi dan tantangan yang ada, xAI tampaknya akan terus menjadi pemain penting dalam lanskap AI global dengan dukungan finansial yang signifikan dari investor-investor terkemuka.
Leave a Reply