People Over Papers: Inisiatif Digital Melawan Razia Imigrasi
Di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penegakan hukum imigrasi di Amerika Serikat, muncul sebuah inisiatif digital unik bernama People Over Papers. Platform ini, yang sering disebut sebagai ‘Waze untuk razia imigrasi’, memungkinkan masyarakat untuk melaporkan dan memetakan keberadaan petugas ICE (Immigration and Customs Enforcement) secara *real-time*.
Celeste, sang kreator di balik People Over Papers, adalah seorang warga negara AS yang lahir dari orang tua imigran asal Meksiko. Dengan usianya yang baru 30 tahun, Celeste telah menciptakan sebuah gerakan yang memberdayakan komunitas rentan dan meningkatkan kesadaran tentang operasi penegakan imigrasi di seluruh negeri. Karena alasan keamanan, nama asli Celeste disamarkan.
Motivasi di Balik People Over Papers
Celeste, yang bekerja penuh waktu di bidang IT, memilih untuk tetap anonim setelah akun-akun sayap kanan menyebarkan foto dan akun X-nya. Tindakan ini memicu gelombang pelecehan online, termasuk ancaman. Mereka menuduh Celeste membantu kriminal, tuduhan yang dengan tegas dibantah olehnya dan People Over Papers.
Celeste menjelaskan bahwa inisiatif ini lahir dari pengamatannya di TikTok. Ia melihat kebutuhan akan platform untuk memvisualisasikan laporan keberadaan ICE yang diterima oleh seorang kreator konten lainnya. “Saya melihat kebutuhan. Saya tidak merencanakan ini,” ujarnya. Motivasi utamanya adalah latar belakang keluarganya sebagai imigran dan keyakinannya bahwa negara ini dibangun di atas keringat para imigran.
Bagaimana People Over Papers Bekerja?
People Over Papers didukung oleh jaringan sukarelawan yang terdiri dari sekitar 45 orang, termasuk pendidik, pekerja teknologi, pensiunan, ibu rumah tangga, dan aktivis. Mereka berperan penting dalam memberikan peringatan dini kepada komunitas rentan tentang potensi razia ICE.
Para sukarelawan menggunakan alat digital secara anonim dan strategis untuk mengumpulkan dan memverifikasi laporan. Mereka mengikuti metode SALUTE (Size, Activity, Location, Uniform, Time, and Equipment) untuk memastikan akurasi informasi. Setiap laporan ditandai sebagai ‘potensi’ dan belum terverifikasi sampai dikonfirmasi oleh organisasi terpercaya.
Ancaman dan Tantangan yang Dihadapi
Meskipun memberikan dampak positif, People Over Papers juga menghadapi tantangan dan ancaman. Celeste mengungkapkan kekhawatirannya tentang keamanan keluarganya dan dirinya sendiri setelah menjadi target *doxing* oleh akun-akun media sosial konservatif.
Ia dan timnya juga harus berjuang melawan upaya penyebaran informasi palsu dan serangan bot. Namun, Celeste tetap teguh pada misinya. “Jika ada orang konservatif yang tidak setuju dengan apa yang kami lakukan, itu berarti mereka percaya bahwa apa yang kami lakukan adalah ancaman bagi pendapat yang mereka bawa, dan itu berarti kami melakukan sesuatu yang benar,” tegasnya.
Masa Depan People Over Papers
Celeste belum memiliki rencana jangka panjang yang pasti untuk People Over Papers. Ia berharap dapat terus melakukan advokasi, memberikan edukasi, dan memerangi misinformasi. “Saya pikir itu hal yang buruk bahwa alat ini digunakan begitu berat. Itu berarti orang takut,” katanya.
Celeste mengajak masyarakat untuk terus memberikan laporan dan bergabung sebagai sukarelawan. Ia dapat dihubungi melalui DM di TikTok (@celestiedabestie) dan Instagram (@celestiedabestie).
People Over Papers adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk tujuan aktivisme dan perlindungan komunitas di bawah tekanan dan pengawasan. Kisah Celeste adalah inspirasi bagi kita semua untuk berani bersuara dan membela keadilan.
Leave a Reply