Misteri Migrasi Neanderthal ke Asia Terpecahkan
Para ilmuwan telah lama bertanya-tanya bagaimana Neanderthal, sepupu purba manusia modern, berhasil mencapai wilayah Asia yang luas. Penelitian terbaru memberikan jawaban menarik: mereka melakukannya dengan kecepatan yang mengejutkan!
Neanderthal dan manusia modern berpisah dari nenek moyang yang sama sekitar 500.000 tahun lalu. Sementara manusia modern berkembang di Afrika, Neanderthal menjelajahi Eropa dan Asia. Mereka mencapai wilayah sejauh Spanyol hingga Siberia. Diperkirakan, gelombang migrasi besar Neanderthal ke Asia terjadi antara 190.000 hingga 60.000 tahun lalu. Namun, bagaimana mereka mencapai tujuan tersebut?
Simulasi Komputer Ungkap Strategi Migrasi Neanderthal
Karena minimnya bukti arkeologis yang dapat merekonstruksi jalur migrasi Neanderthal, tim antropolog beralih ke model komputer. Simulasi ini memetakan rute yang mungkin ditempuh Neanderthal untuk mencapai Asia.
Memanfaatkan Iklim Hangat dan Lembah Sungai
Hasil simulasi menunjukkan bahwa Neanderthal kemungkinan besar memanfaatkan periode iklim yang lebih hangat dan mengikuti lembah sungai. Dengan strategi ini, mereka dapat menempuh jarak sekitar 3.250 kilometer dalam waktu kurang dari 2.000 tahun.
“Temuan kami menunjukkan bahwa, terlepas dari rintangan seperti pegunungan dan sungai besar, Neanderthal dapat melintasi Eurasia utara dengan sangat cepat,” kata Emily Coco, salah satu penulis studi yang diterbitkan di jurnal PLOS One.
Implikasi Temuan Bagi Sejarah Manusia
Model yang dikembangkan memperhitungkan faktor-faktor seperti suhu, ketinggian tanah, sungai purba, dan gletser. Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang jalur migrasi kuno yang sulit dipelajari melalui catatan arkeologis.
Radu Iovita, rekan penulis studi, menambahkan bahwa Neanderthal dapat bermigrasi ribuan kilometer dari Pegunungan Kaukasus ke Siberia hanya dalam 2.000 tahun dengan mengikuti koridor sungai. Hal ini didukung oleh data genetik yang menunjukkan adanya migrasi jarak jauh yang cepat, meskipun bukti arkeologis di wilayah tersebut terbatas.
Simulasi komputer ini mengindikasikan bahwa migrasi cepat ini merupakan konsekuensi logis dari kondisi lanskap selama periode iklim hangat di masa lalu. Jalur migrasi yang diidentifikasi sesuai dengan lokasi situs arkeologi Neanderthal yang diketahui dan wilayah yang dihuni oleh Denisovan, kelompok manusia purba lain yang diketahui berinteraksi dengan Neanderthal.
Meskipun model ini tidak mempertimbangkan semua faktor yang mungkin mempengaruhi pergerakan Neanderthal, seperti sumber daya, perubahan iklim jangka pendek, dan preferensi vegetasi, simulasi komputer memberikan metode yang layak untuk menelusuri jejak manusia prasejarah. Penelitian ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Neanderthal beradaptasi dan menyebar di seluruh Eurasia.
Leave a Reply