Kabar Buruk Musim Badai: NOAA Kehilangan Akses ke Saildrone, Alat Penting Prediksi Cuaca Ekstrem

NOAA Kehilangan Saildrone di Tengah Ancaman Musim Badai Atlantik

Musim badai Atlantik telah dimulai, dan kabar buruknya adalah Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) harus mengucapkan selamat tinggal pada salah satu alat terpenting mereka: Saildrone. Drone laut tak berawak ini berperan krusial dalam mengumpulkan data real-time di jantung badai tropis, yang kemudian digunakan ilmuwan untuk memprediksi kekuatan dan jalur badai.

Selama empat tahun terakhir, NOAA telah menggunakan Saildrone untuk meningkatkan akurasi perkiraan dan peringatan badai mereka. Perangkat ini sangat penting dalam memprediksi intensifikasi badai yang cepat, yang secara drastis meningkatkan dampak badai. Namun, tahun ini, perusahaan yang berbasis di California di balik Saildrone tidak dapat mengajukan penawaran untuk kontrak NOAA.

Mengapa Saildrone Tidak Bisa Ikut Tender NOAA?

Menurut seorang karyawan NOAA yang berbicara dengan CNN secara anonim, agensi tersebut mengirimkan permintaan proposal kontrak terlambat, sehingga Saildrone tidak dapat mengajukan penawaran dan melakukan pra-penempatan armadanya ke berbagai pelabuhan peluncuran di Atlantik dan Pantai Teluk sebelum musim badai.

“NOAA terus menjajaki penggunaan sistem tak berawak lainnya dalam memenuhi kebutuhan data agensi di wilayah siklon tropis yang sulit diakses selama musim 2026,” kata juru bicara NOAA, Keeley Belva kepada Gizmodo. “Agensi sedang mempersiapkan penggunaan kendaraan permukaan tak berawak dengan mitra industri untuk musim 2026.”

Dampak Kehilangan Saildrone Bagi Prediksi Badai

Kehilangan Saildrone merupakan pukulan telak bagi kemampuan prediksi cuaca NOAA. Menurut NOAA, kapal yang dioperasikan dari jarak jauh ini dilengkapi dengan berbagai instrumen yang memungkinkan mereka melakukan banyak pengukuran lingkungan secara bersamaan. Mereka mengumpulkan data tentang kecepatan angin, tinggi gelombang, suhu, tekanan, salinitas, dan yang terpenting, transfer panas dan kelembapan antara laut dan udara di atasnya. Dinamika ini memainkan peran penting dalam intensifikasi badai. Dengan mengukurnya, para ilmuwan dapat memprediksi bagaimana badai akan berkembang seiring waktu.

Alat Alternatif NOAA untuk Memantau Badai

Tanpa Saildrone, NOAA harus mengandalkan alat pelacak badai udara mereka, termasuk balon cuaca dan drone ringan baru yang diluncurkan dari badan pesawat pemburu badai WP-3 milik agensi. Drone ini dirancang untuk profiling atmosfer cepat, menangkap data tentang suhu udara, kecepatan dan arah angin, titik embun, dan tekanan atmosfer. Agensi juga akan menyebarkan StreamSonades, probe biodegradable kecil yang dapat dijatuhkan NOAA dari pesawat pemburu badai untuk mengumpulkan pengukuran atmosfer saat jatuh melalui badai.

Meskipun berharga, alat udara ini tidak dapat menandingi kemampuan Saildrone untuk menyediakan rekaman badai langsung atau mengukur suhu angin dan permukaan laut secara andal dalam jangka waktu yang lama. Kehilangan akses ke Saildrone akan semakin membebani sumber daya NOAA, terutama di tengah prediksi aktivitas musim badai Atlantik yang di atas normal.

Kesiapan NOAA Menghadapi Musim Badai

Berita ini menambah kekhawatiran tentang kesiapan agensi untuk musim badai, yang secara resmi dimulai pada 1 Juni. Sejak pemerintahan Donald Trump menjabat, NOAA telah menghadapi pemotongan staf besar-besaran, pembekuan hibah, dan pembatasan perjalanan dan pelatihan.

Meskipun demikian, perwakilan NOAA mengatakan mereka siap. Namun, hilangnya Saildrone menandai pukulan signifikan lainnya terhadap kemampuan peramalan mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *