Kemenangan Zohran Mamdani Picu Kontroversi: Trump dan ‘Alpha Male’ Online Meradang
Kemenangan Zohran Mamdani dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk walikota New York telah menciptakan perpecahan yang jarang terjadi dalam lanskap politik saat ini. Ia berhasil menyatukan sebagian kelompok establishment Demokrat dengan sekelompok ‘alpha male’ online dalam kemarahan yang sama. Sejak kemenangannya pada 24 Juni, anggota dewan sosialis ini telah menjadi sasaran serangan online yang tak henti-hentinya, terutama dari para influencer yang menyebut diri mereka sebagai bagian dari ‘manosphere’.
Mengapa Mamdani Menjadi Target?
Bagi kelompok pria ini, yang memandang feminisme, ‘wokeness’, serta keragaman, kesetaraan, dan inklusi sebagai ancaman eksistensial, serangan terhadap Mamdani datang tanpa henti. Melalui serangkaian unggahan, meme, dan repost, pesan mereka merangkum dua poin utama: Zohran Mamdani, 33 tahun, dianggap ‘berbahaya’ karena ia seorang ‘sosialis’, dan ia akan menghancurkan New York. Oleh karena itu, ia harus dihentikan dengan segala cara. Kampanye ini menjadi semakin mendesak mengingat New York City adalah wilayah yang didominasi Demokrat, sehingga kandidat dari partai tersebut sangat difavoritkan untuk memenangkan jabatan walikota.
Donald Trump Turun Tangan
Operasi untuk menghentikan Mamdani dimulai dari tingkat tertinggi Partai Republik. “Partai Demokrat telah melewati batas,” tulis Presiden Donald Trump di Truth Social pada 25 Juni. “Zohran Mamdani, seorang Komunis Gila 100%, baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Demokrat, dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi Walikota.”
Bill Ackman Siap Mendanai Penantang
Menyadari bahwa kemenangan Republik akan sulit, jika tidak mustahil, miliarder pro-Trump, Bill Ackman, menawarkan untuk mendanai kandidat “sentris” yang bersedia menantang Mamdani dalam pemilihan November. Ia menggambarkan ini sebagai misi heroik untuk menyelamatkan New York dari malapetaka yang akan datang.
“New York City di bawah Mamdani akan menjadi jauh lebih berbahaya dan tidak layak secara ekonomi,” tulis Ackman dalam unggahan panjang yang dipin ke profil X-nya pada 26 Juni. “Jika seseorang siap mengangkat tangan, saya akan mengurus penggalangan dana,” tawar Ackman, mencoba memikat seorang penantang. “Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi kandidat yang tepat. Lebih penting lagi, ini adalah kesempatan untuk menyelamatkan Kota kita dan menjadi pahlawan super. Hidup ini singkat dan Anda harus berani menjadi hebat.”
Serangan Rasisme dan Islamofobia
Dalam inti ‘manosphere’, yang terkadang dikenal sebagai komunitas ‘red pill’, yang sering menyebarkan gagasan supremasi kulit putih dengan kedok melindungi peradaban Barat, Mamdani digambarkan sebagai rasis anti-kulit putih. “Mamdani telah memposting renungan rasis dan anti-kulit putih selama lebih dari satu dekade,” tulis aktivis konservatif Charlie Kirk di X pada 27 Juni. Kirk menghidupkan kembali tweet dari Mamdani tahun 2013 yang mengutip komedian Hari Kondabolu yang mengkritik ketidaksetaraan sistemik. “Kurasa warga New York kulit putih sangat membenci diri mereka sendiri sehingga mereka akan tetap memilihnya. Sedih!!” simpul Kirk. Unggahannya dengan cepat menghasilkan lebih dari setengah juta tampilan, dibanjiri komentar yang menyerukan deportasi Mamdani.
Mamdani: Sosialis dengan Dukungan Akar Rumput
Mamdani adalah legislator negara bagian Amerika Muslim kelahiran Uganda berusia 33 tahun yang platform progresifnya—bus gratis, penitipan anak publik, pembekuan sewa, pajak kekayaan—telah memberi energi pada dukungan akar rumput. Kemenangan mengejutkannya atas Andrew Cuomo mewakili pergeseran generasi dan ideologis di dalam Partai Demokrat. Kenaikannya secara khusus menginspirasi komunitas Muslim, Asia Selatan, dan imigran, bahkan ketika memicu kekhawatiran di kalangan konservatif dan establishment.
Kampanye Negatif Intensif Menjelang November
Menjelang November, serangan hanya akan semakin intensif. Garis serangan sudah jelas: dia berbahaya karena dia Muslim; dia akan mengusir orang kaya karena dia seorang sosialis; dan dia adalah seorang radikal anti-Semit dan anti-kulit putih. ‘Manosphere’ dan sekutunya menggunakan kombinasi ampuh antara trope anti-Muslim dan anti-imigran untuk mencoba menjatuhkannya. Pertarungan politik di New York semakin memanas, dan masa depan kota ini dipertaruhkan.
Leave a Reply