Kontroversi Kota Impian Miliarder Teknologi: Bahkan Pendukung MAGA Menentang Penggusuran Lahan Publik

Ambisi Kota Impian Miliarder Teknologi Terbentur Penolakan Keras

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah miliarder teknologi terobsesi dengan ide kontroversial: menciptakan kota-kota baru milik pribadi. Proyek yang disebut “Freedom Cities” ini bertujuan membangun zona pengembangan khusus di AS, di mana investor swasta dapat membuat hukum dan struktur pemerintahan sendiri. Namun, ambisi ini membutuhkan lahan yang luas, dan rencana terbaru untuk menggusur lahan publik federal menuai badai kritik.

Senator Mike Lee dan RUU Kontroversial

Senator Mike Lee dari Utah menjadi juru bicara legislatif untuk proyek ini. Ia mengusulkan klausul dalam RUU Trump yang akan menjual 1,2 juta hektar lahan federal yang dikelola oleh Bureau of Land Management untuk pembangunan “perumahan terjangkau” dan kepentingan swasta lainnya. Lahan ini berlokasi di 11 negara bagian Barat, berdekatan dengan taman nasional populer.

Upaya Lee untuk meloloskan kebijakan ini tanpa konsultasi publik memicu kemarahan. Namun, usahanya gagal total ketika ia menarik klausul tersebut dari RUU Trump karena mendapat penolakan dari anggota Kongres, termasuk dari anggota parlemen konservatif di negara-negara bagian Barat.

Penolakan dari Berbagai Kalangan, Termasuk Pendukung MAGA

Penolakan terhadap rencana ini sangat luas. Jajak pendapat oleh Colorado College menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di negara-negara bagian Barat mendukung perlindungan lahan publik dan lebih tertarik pada upaya konservasi daripada pembangunan. Bahkan, pemilih Trump pun ikut mengecam proposal ini. Para influencer MAGA yang tinggal di komunitas pedesaan secara terbuka mengkritik rencana Lee untuk memprivatisasi lahan publik.

Cameron Hanes, seorang YouTuber pemburu dan pendukung hak senjata yang juga memilih Trump, membuat video panjang yang mengecam RUU Lee. Ia menyebut Lee menyebarkan “informasi yang salah” dan menekankan bahwa penolakan datang dari kedua sisi spektrum politik.

Ancaman Privatisasi Lahan Publik

American Progress mencatat bahwa RUU ini berpotensi memprivatisasi “tempat rekreasi, area berburu dan memancing populer, habitat satwa liar, dan bahkan situs suci atau bersejarah.” National Parks Conservation Association memperingatkan bahwa pembangunan mewah atau hotel dapat dibangun di dekat taman nasional ikonik seperti Zion National Park.

Lobi Miliarder Teknologi Tetap Berlanjut

Meskipun mendapat penolakan keras, lobi untuk menciptakan jaringan distopia libertarian miliarder teknologi tetap berjalan. Upaya untuk menderegulasi dan mengembangkan lahan publik terus berlanjut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat pemerintahan saat ini kurang peduli terhadap lingkungan, seperti yang ditunjukkan oleh pembukaan jutaan hektar hutan nasional untuk penebangan.

Penolakan terhadap rencana ini menunjukkan pentingnya suara masyarakat dalam melindungi lahan publik dan mencegah ambisi miliarder teknologi yang berpotensi merusak lingkungan dan akses publik ke alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *