Pengobatan Kanker dengan Herpes: Harapan Baru Bagi Pasien Melanoma
Dunia medis terus mencari cara inovatif untuk melawan kanker, dan sebuah terobosan menarik datang dari sumber yang tak terduga: virus herpes. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa versi modifikasi dari herpes simplex virus 1 (HSV-1) dapat membantu mengendalikan kanker kulit stadium lanjut, khususnya melanoma yang resistan terhadap pengobatan.
Uji Klinis Menunjukkan Hasil Positif
Para peneliti di University of Southern California dan institusi lainnya telah melakukan uji coba Fase I/II pada pasien dengan melanoma stadium lanjut yang resistan terhadap berbagai terapi. Hasilnya menggembirakan: sekitar sepertiga pasien yang menerima virus modifikasi ini, dikombinasikan dengan imunoterapi, mengalami penyusutan tumor yang signifikan. Bahkan, beberapa pasien menunjukkan regresi kanker secara total.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Virus herpes yang digunakan telah dimodifikasi secara genetik agar dapat menargetkan sel kanker secara selektif. Salah satu kandidat yang menjanjikan adalah HSV-1, penyebab utama luka dingin. Virus ini relatif besar, memungkinkan para ilmuwan untuk menambahkan atau mengganti gen tanpa kesulitan berarti. Selain itu, meskipun HSV-1 menggunakan sel kita untuk bereplikasi, ia tidak menyisipkan DNA-nya langsung ke dalam genom sel, sehingga meminimalkan risiko mutasi berbahaya.
RP1: Generasi Baru Terapi Berbasis Virus
Terapi eksperimental ini, yang disebut RP1, dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Replimune. RP1 dirancang untuk tidak hanya menargetkan sel kanker, tetapi juga meningkatkan kemampuan alami sistem kekebalan tubuh untuk membunuh tumor. “Perubahan ini membuat RP1 lebih aman dan lebih baik dalam membunuh sel kanker dibandingkan HSV-1 alami,” jelas Gino In, seorang ahli onkologi medis di Keck School of Medicine USC.
Kombinasi RP1 dan Imunoterapi
Studi terbaru melibatkan 140 pasien dengan melanoma stadium lanjut yang tidak merespon pengobatan imunoterapi sebelumnya. Mereka menerima RP1 dan nivolumab (obat imunoterapi yang umum digunakan untuk melanoma) setiap dua minggu hingga empat bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa sepertiga pasien mengalami penurunan ukuran tumor setidaknya 30%, dan hampir satu dari enam pasien mengalami penghilangan tumor secara total.
Masa Depan Terapi Kanker Berbasis Virus
Meskipun uji coba awal terutama ditujukan untuk mengevaluasi keamanan dan dosis optimal, hasil ini memberikan harapan besar bagi pasien dengan kasus yang sulit diobati. Replimune telah meluncurkan uji coba Fase III untuk menguji RP1 yang dikombinasikan dengan nivolumab pada sekitar 400 orang dengan melanoma resistan pengobatan. FDA juga sedang mempertimbangkan kombinasi terapi ini untuk persetujuan dipercepat, dengan keputusan diharapkan pada 22 Juli. Jika semua berjalan lancar, terapi berbasis virus seperti RP1 dapat menjadi era baru dalam pengobatan kanker.
Leave a Reply