Penipuan AI Canggih: Suara Marco Rubio Dipalsukan untuk Menipu Pejabat Pemerintah
Sebuah insiden keamanan siber yang mengkhawatirkan menimpa sejumlah pejabat pemerintah. Mereka menerima panggilan dan pesan dari seseorang yang mengaku sebagai Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Namun, yang lebih mengejutkan, suara tersebut ternyata adalah hasil rekayasa AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Laporan dari Washington Post mengungkap bahwa penipu tak dikenal menggunakan perangkat lunak AI untuk meniru suara Rubio dengan sangat meyakinkan.
Modus Operandi Penipu AI
Menurut laporan tersebut, setidaknya tiga menteri luar negeri, seorang gubernur, dan seorang anggota Kongres telah menjadi target upaya penipuan ini. Para penipu menggunakan aplikasi pesan terenkripsi, Signal, untuk menghubungi korban. Mereka bahkan berhasil membuat identitas pengirim yang tampak resmi, dengan alamat email palsu [email protected]
Pesan-pesan yang dikirimkan berupa ajakan untuk berdiskusi melalui Signal. Sebuah kabel dari Departemen Luar Negeri yang diperoleh Washington Post mengungkapkan bahwa tujuan utama dari kampanye penipuan ini adalah social engineering, yaitu “untuk mendapatkan akses ke informasi atau akun penting.”
Investigasi dan Dampak Keamanan Siber
Departemen Luar Negeri dan FBI tengah melakukan investigasi intensif untuk mengidentifikasi pelaku di balik penipuan ini. Fakta bahwa mereka belum berhasil mengungkap identitas pelaku menimbulkan kekhawatiran serius terkait keamanan siber.
Lebih lanjut, terungkap bahwa Rubio bukanlah satu-satunya pejabat yang menjadi target peniruan. Ada pula upaya peniruan terhadap pejabat Departemen Luar Negeri lainnya melalui email.
Rangkaian Insiden Keamanan di Pemerintahan
Insiden ini menambah daftar panjang masalah keamanan siber yang dihadapi pemerintahan saat ini. Beberapa waktu lalu, terjadi insiden “Signalgate” yang melibatkan mantan penasihat keamanan nasional, Mike Waltz. Selain itu, terungkap bahwa aparat keamanan nasional menggunakan Signal secara rutin, meskipun ada peringatan dari Pentagon. Bahkan, versi modifikasi Signal yang mereka gunakan sempat diretas.
Sebelumnya, Kepala Staf Gedung Putih, Susie Wiles, juga mengalami peretasan telepon. Kontak-kontak dalam perangkatnya menerima pesan dari nomor tidak dikenal. Serangkaian insiden ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan peningkatan sistem keamanan siber di semua tingkatan pemerintahan.
Semoga saja kode peluncuran nuklir tidak tertempel di catatan tempel di meja mereka.
Leave a Reply