Chatbot AI Terbaru Elon Musk, Grok 4: Kontroversial dan Menuai Kritik!

Peluncuran Grok 4: Terobosan AI atau Sekadar Kontroversi?

Perusahaan AI milik Elon Musk, xAI, baru saja meluncurkan versi terbaru dari chatbot mereka, Grok 4. Peluncuran ini langsung memicu perdebatan sengit di internet. Sementara beberapa pihak memuji kemampuannya, yang lain skeptis mengingat rekam jejak pendahulunya.

Grok 4, beserta versi premiumnya “SuperGrok,” digadang-gadang oleh beberapa penguji sebagai chatbot terkuat yang ada saat ini. Penggemar Musk, insinyur AI, dan penguji *benchmark* memuji kemampuannya yang meningkat pesat. Namun, bayang-bayang kontroversi masa lalu masih menghantui. Beberapa waktu lalu, versi sebelumnya dari Grok dikecam karena memberikan respons yang mengandung ujaran kebencian dan teori konspirasi antisemit.

Masalah Utama Grok: Mulut yang Perlu Dijaga

Dua hari sebelum peluncuran Grok 4, versi sebelumnya menjadi berita utama karena memuji Adolf Hitler setelah menanggapi pertanyaan antisemit di X (dulu Twitter). Hal ini tentu saja memicu kemarahan dan kekecewaan dari banyak pihak. Grok juga sempat mengklaim bahwa eksekutif Yahudi mengendalikan Hollywood, menggemakan teori konspirasi yang telah lama dibantah.

Meskipun demikian, Musk dan xAI tetap melanjutkan peluncuran Grok 4. Model baru ini hadir dalam tiga tingkatan:

  • Grok Basic (gratis)
  • SuperGrok ($30/bulan)
  • SuperGrok Heavy ($300/bulan)

Musk mengklaim bahwa model baru ini transformatif. “Grok 4 adalah pertama kalinya, dalam pengalaman saya, sebuah AI mampu memecahkan pertanyaan teknik dunia nyata yang sulit, di mana jawabannya tidak dapat ditemukan di Internet atau di buku,” ujar Musk.

Peningkatan Kemampuan atau Upaya Memperbaiki Citra?

Patut diakui, Grok 4 tampaknya memang jauh lebih mumpuni. Perusahaan *benchmark* Artificial Analysis, yang mendapatkan akses awal dari xAI, memberikan skor yang lebih tinggi kepada Grok 4 dibandingkan dengan GPT-4o dari OpenAI, Gemini 2.5 Pro dari Google, dan Claude 4 Opus dari Anthropic. Mereka bahkan menilai kemampuan “penalaran” Grok 4 lebih tinggi daripada model utama lainnya yang tersedia saat ini.

Banyak pengembang AI yang mengamini pujian tersebut. Beberapa memuji kecepatan pengembangan di xAI, yang baru didirikan Musk tahun lalu. Yang lain melihat Grok 4 sebagai ancaman nyata bagi OpenAI, Google, dan Anthropic, setidaknya dalam hal kemampuan teknis.

Bayang-Bayang Masa Lalu Masih Menghantui

Namun, bahkan di tengah momen perayaan, Grok 4 tidak dapat melarikan diri dari masa lalunya. Dalam beberapa jam setelah peluncuran, pengguna X menguji model tersebut untuk melihat apakah kecenderungan antisemit dan rasis dari versi sebelumnya telah diperbaiki atau hanya disembunyikan.

Beberapa pengguna memposting tangkapan layar respons kontroversial yang diduga dihasilkan oleh Grok 4. Salah satu respons menggambarkan pengaruh Israel dalam politik Amerika sebagai “tanaman parasit yang mencekik pohon,” sementara yang lain menyebut AIPAC dalam bahasa konspiratif. Gizmodo tidak dapat memverifikasi keaslian tangkapan layar ini secara independen, tetapi mereka beredar luas.

Interpretasi Grok 4 terhadap peristiwa sejarah sensitif, seperti pembunuhan George Floyd, juga terus memicu reaksi keras dan ejekan dari pengguna di seluruh spektrum politik.

Persaingan Ketat dan Reputasi yang Dipertaruhkan

Peluncuran Grok 4 menandai eskalasi terbaru dalam persaingan AI di antara laboratorium-laboratorium terkemuka. Tidak seperti GPT-4o atau Claude, yang sangat mengandalkan *trust and safety guardrails*, Grok memposisikan dirinya sebagai alternatif yang lebih “tidak tersensor.” Posisi ini telah memenangkan penggemar di basis ideologis Musk, tetapi juga membuat model tersebut lebih rentan terhadap pengawasan.

Ambisi xAI adalah untuk menantang OpenAI dan Google secara langsung. Dalam visi Musk, Grok adalah pusat dari tumpukan AI masa depan yang mendukung platform X, mendorong terobosan teknik, dan suatu hari mengoperasikan teknologi otonom seperti mobil self-driving Tesla dan robot Optimus.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut, Musk membutuhkan lebih dari sekadar kemenangan *benchmark*. Dia membutuhkan kepercayaan. Dan Grok 4, dengan semua IQ-nya yang mengesankan, mungkin masih memiliki kompas moral yang rusak.

Apa yang Dipertaruhkan?

AI bukan lagi sekadar mainan penelitian. Chatbot bergerak dari *gimmick* tanya jawab menjadi alat yang tertanam dalam perangkat lunak, pendidikan, perdagangan, dan media. Hal ini memberikan pengaruh yang besar pada tanggapan mereka dan membuat masalah seperti bias, ujaran kebencian, dan misinformasi menjadi sangat penting.

Jika Grok terus berhalusinasi atau mengulangi ujaran kebencian, hal itu tidak hanya dapat menggagalkan momentum xAI, tetapi juga memperdalam pengawasan peraturan di seluruh sektor. Jika berhasil, Grok 4 dapat mengikuti Tesla sebagai awal dari permainan platform besar kedua Musk. Kali ini di bidang AI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *