Skandal Epstein: Trump Berusaha Tutupi, Elon Musk Tak Tinggal Diam

Elon Musk vs. Donald Trump: Perbedaan Pendapat Sengit Soal Skandal Epstein

Elon Musk tampaknya yakin telah menemukan titik lemah Donald Trump: penanganan file Epstein yang kontroversial oleh pemerintahan Trump. Isu ini berpotensi menggoyahkan loyalitas gerakan ‘Make America Great Again’ (MAGA).

Selama bertahun-tahun, pembukaan segel catatan Jeffrey Epstein menjadi tujuan utama banyak pihak. Mereka percaya bahwa file tersebut berisi “daftar klien” rahasia yang mengungkap korupsi dan kebejatan di kalangan tokoh Demokrat dan “deep state”. Namun, pengumuman terbaru pemerintah Trump mengecewakan banyak pihak.

Rilis Memo DOJ dan FBI Memicu Kontroversi

Pada 7 Juli, Departemen Kehakiman (DOJ) dan FBI merilis memo bersama yang menyimpulkan bahwa tinjauan mereka tidak menemukan daftar klien atau informasi baru yang dapat menyebabkan tuntutan. Hasil ini memicu perpecahan di dalam pemerintahan Trump.

Menurut laporan, terjadi keretakan antara pimpinan DOJ dan FBI terkait penanganan file tersebut. Bahkan, Dan Bongino, Wakil Direktur FBI, dilaporkan mengkritik Jaksa Agung Pam Bondi atas penanganan tinjauan tersebut dalam pertemuan di Gedung Putih. Kash Patel, Direktur FBI, mencoba meredam situasi dengan menyatakan bahwa teori konspirasi tidak benar.

Trump Anggap Skandal Epstein Konspirasi Politik

Presiden Trump berusaha mengendalikan kerusakan dengan menyebut urusan Epstein sebagai konspirasi yang diatur oleh musuh politiknya. Ia meminta para pendukungnya untuk tidak membuang waktu dan energi pada Jeffrey Epstein.

“BIARKAN PAM BONDI MELAKUKAN PEKERJAANNYA — DIA HEBAT!” tegas sang presiden.

Musk Menyerukan Keadilan Bagi Korban Pelecehan Anak

Namun, Elon Musk melihatnya sebagai kegagalan moral yang mendalam. Dalam balasannya di X, Musk mengabaikan narasi politik Trump dan fokus pada ketidakadilan inti dari skandal tersebut. Ia menyuarakan kemarahannya atas ribuan anak yang dilecehkan dan kurangnya tindakan terhadap pelaku.

“Sistem macam apa yang kita jalani jika ribuan anak dilecehkan, pemerintah memiliki video para pelaku, namun tidak satu pun dari pelaku yang menghadapi tuntutan!” tulis Musk.

Perbedaan pendapat ini menyoroti perbedaan mendasar antara keduanya. Trump melihat dunia melalui lensa kekuasaan politik, sementara Musk, dalam hal ini, memposisikan dirinya sebagai pembela keadilan dasar.

Keretakan Hubungan Trump dan Musk Semakin Dalam

Perselisihan publik ini menandai momen penting perbedaan pendapat dari dalam lingkaran Trump. Aliansi mereka, yang pernah erat, kini retak karena perbedaan kebijakan. Sebelumnya, Musk mengecam RUU belanja besar Trump sebagai “kekejian menjijikkan”.

Perselisihan kebijakan tersebut dengan cepat berubah menjadi tantangan politik langsung. Musk mengumumkan pembentukan “America Party”, sebuah gerakan partai ketiga yang bertujuan menantang establishment politik. Dengan menolak membiarkan cerita Epstein disapu di bawah karpet, Musk memaksa percakapan yang ingin diakhiri oleh Trump, membuktikan bahwa dia adalah salah satu dari sedikit tokoh di sayap kanan yang bersedia dan mampu menentang presiden secara langsung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *