Skandal Epstein: Trump Kehilangan Dukungan dari Basis Internet ‘Alpha Male’?
Rilis dokumen yang dikenal sebagai ‘Epstein Files‘ oleh pemerintahan Trump memicu gelombang protes di kalangan pendukungnya, terutama dari kelompok yang dikenal sebagai ‘manosphere’ atau dunia ‘alpha male’ di internet. Kelompok ini, yang terdiri dari tradkons, ‘alpha bros’, influencer, dan pendukung kebangkitan maskulinitas, merasa dikhianati oleh tindakan yang dianggap sebagai ‘cover-up’ atau upaya menutup-nutupi.
Apa yang Terjadi?
Pada tanggal 7 Juli, Departemen Kehakiman, di bawah kepemimpinan Jaksa Agung Pam Bondi, merilis laporan terkait Jeffrey Epstein. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa Epstein tidak dibunuh, tidak ada daftar klien, dan tidak ada tokoh terkemuka yang akan didakwa. Kesimpulan ini membantah berbagai teori konspirasi yang berkembang selama bertahun-tahun mengenai kematian Epstein dan jaringan perdagangan seksnya.
Reaksi Keras dari Manosphere
Pengumuman ini memicu reaksi keras dari tokoh-tokoh berpengaruh di dunia maya. Matt Walsh, seorang konservatif tradisional dengan jutaan pengikut, menuduh pemerintahan Trump melakukan ‘gaslighting’ terhadap basis pendukungnya dan meninggalkan perjuangan moral yang pernah mereka dukung. Ia mempertanyakan mengapa Gedung Putih seolah-olah mengisyaratkan keberadaan ‘Epstein Files‘ jika pada akhirnya tidak ada daftar klien yang terungkap.
Tokoh-tokoh lain seperti Tucker Carlson bahkan menuduh Departemen Kehakiman Bondi ‘menutupi kejahatan dan pembunuhan Jeffrey Epstein‘. Sementara itu, Charlie Kirk mendukung Dan Bongino dari FBI, yang dikabarkan mempertimbangkan pengunduran diri akibat laporan tersebut. Jack Posobiec menggunakan humor gelap untuk mengekspresikan ketidakpercayaannya terhadap narasi resmi.
Mengapa Ini Penting?
Keretakan ini mengungkap paradoks berbahaya bagi Trump. Sebagian basis pendukungnya dibangun atas dasar kekecewaan, kemarahan, dan teori konspirasi. Kini, setelah kembali berkuasa, ia berisiko menjadi bagian dari ‘establishment’ yang menjadi sasaran konspirasi tersebut. Insiden ini juga mencerminkan transformasi yang lebih luas di kalangan kanan daring. ‘Manosphere’ tidak lagi hanya menjadi tim pemandu sorak untuk Trump. Mereka memiliki hierarki, tujuan, dan musuh sendiri.
Saat Trump mendesak para pendukungnya untuk ‘move on’ dan memuji Pam Bondi, sebagian dari gerakan digital yang membantunya meraih kemenangan menolak untuk mengikuti. Mereka telah menarik garis. Dan di balik garis itu adalah hantu Jeffrey Epstein.
Implikasi Jangka Panjang
Peristiwa ini berpotensi melemahkan dukungan terhadap Trump menjelang pemilihan mendatang. Kemampuan Trump untuk memobilisasi basis pendukungnya, terutama kalangan muda dan pria yang merasa tidak puas, mungkin terganggu oleh hilangnya kepercayaan dari tokoh-tokoh kunci di ‘manosphere’. Apakah Trump mampu memperbaiki hubungan dengan basis pendukungnya yang kecewa, ataukah skandal Epstein Files akan terus menghantuinya? Waktu yang akan menjawab.
Leave a Reply