Ilmuwan Akan Mencairkan Es Tertua di Bumi untuk Memecahkan Misteri Iklim

Mencairkan Es Kuno: Upaya Memecahkan Misteri Iklim Bumi

Sebuah tim peneliti dari Inggris memulai proyek ambisius untuk mencairkan beberapa es tertua di Bumi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah merekonstruksi sejarah iklim planet kita hingga 1,5 juta tahun ke belakang. Melalui analisis mendalam terhadap kandungan dalam es tersebut, para ilmuwan berharap dapat memecahkan misteri yang telah membingungkan mereka selama lebih dari dua dekade: perubahan drastis dalam siklus glasial Bumi.

Analisis Inti Es Antartika Berusia 1,5 Juta Tahun

Selama tujuh minggu, para ilmuwan di British Antarctic Survey (BAS) akan secara bertahap mencairkan inti es Antartika yang berusia 1,5 juta tahun di laboratorium mereka di Cambridge, Inggris. Proses pencairan ini akan melepaskan debu, abu vulkanik, dan bahkan alga bersel tunggal yang mungkin terperangkap di dalamnya. Material-material ini menyimpan petunjuk penting tentang iklim kuno Bumi dan komposisi atmosfernya.

Mencari Tahu Pengaruh Gas Rumah Kaca di Masa Lalu

Data yang diperoleh dari inti es ini berpotensi memberikan wawasan baru mengenai bagaimana gas rumah kaca memengaruhi suhu global lebih dari satu juta tahun lalu. Lebih jauh lagi, pemahaman ini dapat membantu para ilmuwan memprediksi bagaimana emisi yang dihasilkan manusia akan membentuk masa depan Bumi. Liz Thomas, kepala penelitian inti es di BAS, menekankan pentingnya melihat ke masa lalu untuk memahami perubahan iklim yang kompleks.

Memecahkan Misteri Transisi Mid-Pleistocene

Salah satu misteri utama yang ingin dipecahkan oleh para ilmuwan adalah mengapa siklus glasial Bumi tampaknya tiba-tiba berubah antara 800.000 dan 1,2 juta tahun lalu, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Transisi Mid-Pleistocene. Penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan erat antara iklim Bumi dan gas atmosfer selama 800.000 tahun terakhir, dengan periode zaman es yang diselingi dengan periode hangat setiap 100.000 tahun. Namun, catatan sedimen laut menunjukkan bahwa, sebelum itu, periode glasial terjadi lebih sering, sekitar setiap 41.000 tahun.

Teknik Analisis Aliran Kontinu untuk Mengungkap Data Iklim Kuno

Tim peneliti akan menggunakan teknik yang disebut analisis aliran kontinu, yang melibatkan pencairan perlahan bagian inti es dan secara bersamaan mengukur elemen kimia, partikel, dan data isotop untuk mengekstrapolasi kondisi iklim Bumi di masa lalu. Gelembung udara yang terperangkap di dalam inti es dapat mengungkapkan kondisi atmosfer kuno planet kita, perubahan konsentrasi gas rumah kaca, dan suhu Bumi pada saat itu.

Implikasi untuk Prediksi Perubahan Iklim Masa Depan

“Dataset inti es yang belum pernah terjadi sebelumnya ini akan memberikan wawasan penting tentang hubungan antara tingkat karbon dioksida atmosfer dan iklim selama periode yang sebelumnya belum dipetakan dalam sejarah Bumi, menawarkan konteks yang berharga untuk memprediksi perubahan iklim di masa depan,” kata Thomas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *