Gempa Myanmar Maret 2024: Fenomena ‘Supershear Velocity’ Picu Kerusakan Dahsyat

Gempa Myanmar Maret 2024: Fenomena ‘Supershear Velocity’ Picu Kerusakan Dahsyat

Pada 28 Maret 2024, Myanmar diguncang gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo yang merenggut lebih dari 5.000 nyawa dan menyebabkan kerusakan signifikan hingga ke negara tetangga. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam The Seismic Record mengungkap penyebab kerusakan dahsyat tersebut: fenomena ‘supershear velocity’.

Apa Itu ‘Supershear Velocity’?

‘Supershear velocity’ terjadi ketika patahan gempa bumi bergerak lebih cepat daripada gelombang S (gelombang geser). Gelombang S bergerak lebih lambat dari gelombang P, tetapi menyebabkan gerakan tegak lurus yang sangat merusak. Dalam gempa bumi moderat, kecepatan patahan biasanya antara 50% dan 85% dari kecepatan gelombang S.

Kecepatan Luar Biasa pada Gempa Myanmar

Dalam kasus gempa Myanmar, bagian selatan patahan bergerak dengan kecepatan antara 5 hingga 6 kilometer per detik. Kecepatan ini jauh melebihi kecepatan gelombang S, sehingga dikategorikan sebagai ‘supershear velocity’. Fenomena ini diyakini memainkan peran penting dalam dampak destruktif gempa bumi tersebut.

Patahan Sagaing dan Dampak Gempa

Gempa Myanmar terjadi di sepanjang Patahan Sagaing, yang membentang dari utara ke selatan melalui Myanmar. Patahan ini merupakan patahan geser-mendatar, yang berarti dua lempeng tektonik bergeser secara horizontal satu sama lain. Pergerakan geser-mendatar Patahan Sagaing terekam dalam video yang menunjukkan tanah bergerak maju secara tiba-tiba.

Menurut seismolog, sekitar 480 km Patahan Sagaing mengalami patahan atau ‘slip’. Bagian yang paling parah adalah sekitar 85 km di utara pusat gempa dekat Mandalay, dengan pergeseran hingga 7 meter. Sementara itu, di bagian selatan, pergeseran berkisar antara 1 hingga 6 meter.

Implikasi dan Peringatan Dini

Stasiun seismik di dekat Nay Pyi Taw mencatat data gerakan tanah yang menunjukkan bukti kuat terjadinya ‘supershear velocity’. Para ahli berpendapat bahwa ‘supershear velocity’ dan directivity (penumpukan gelombang S ke arah garis patahan) berkontribusi pada kerusakan luas yang disebabkan oleh gempa bumi.

Meskipun sulit memprediksi gempa bumi dengan presisi, sistem peringatan dini gempa bumi (EEW) dapat memberikan peringatan penting di menit-menit terakhir. Sistem Android Earthquake Alerts (AEA) telah terbukti sama efisiennya dengan jaringan seismik tradisional dalam mendeteksi dan memberikan peringatan dini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *