Kecerdasan Buatan Ungguli Siswa SMA: **Google** dan **OpenAI** Raih Emas di Olimpiade Matematika Internasional

Kecerdasan Buatan Unjuk Gigi di Olimpiade Matematika Internasional

Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali mencetak prestasi. Kali ini, model AI yang dikembangkan oleh tim DeepMind dari Google dan OpenAI berhasil meraih medali emas di Olimpiade Matematika Internasional (IMO) 2024. Prestasi ini menunjukkan kemampuan AI dalam memecahkan masalah kompleks, bahkan setara dengan siswa-siswa terbaik dari seluruh dunia.

Bagaimana AI Mengalahkan Siswa SMA di IMO?

IMO merupakan kompetisi bergengsi yang menguji kemampuan matematika siswa SMA dari berbagai negara. Peserta dihadapkan pada serangkaian soal matematika rumit yang membutuhkan pemikiran mendalam dan strategi pemecahan masalah yang cermat. Dalam kompetisi ini, model AI dari DeepMind dan OpenAI berhasil menjawab lima dari enam soal dengan sempurna, mengumpulkan total 35 poin dari 42 poin maksimal. Skor ini cukup untuk meraih medali emas, sejajar dengan 67 peserta manusia lainnya dari total 630 peserta.

Perbandingan Performa: AI vs. Manusia

Model AI ini menjalani ujian yang sama persis dengan peserta manusia, dengan waktu 4,5 jam untuk setiap sesi ujian. Mereka tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu eksternal atau mengakses internet. Menariknya, Google dan OpenAI menggunakan AI general-purpose, bukan model khusus matematika, yang sebelumnya menunjukkan performa lebih baik.

Kontroversi di Balik Kemenangan AI

Meskipun prestasi ini patut diapresiasi, ada sedikit kontroversi terkait pengumuman hasil. DeepMind mengumumkan prestasinya setelah pengumuman resmi dari IMO. Sementara itu, OpenAI mengambil soal IMO secara independen dan mengklaim meraih performa setara medali emas, meskipun tidak berpartisipasi secara resmi. Lebih lanjut, OpenAI mengumumkan skor mereka sebelum pengumuman resmi, yang dinilai kurang menghargai para peserta siswa.

Model Publik Tertinggal Jauh

Penting untuk dicatat bahwa model AI yang meraih prestasi ini belum tersedia untuk publik. Model AI publik seperti Gemini 2.5 Pro, Grok-4, dan OpenAI o4, menunjukkan performa yang jauh lebih rendah, bahkan tidak mampu meraih medali perunggu. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kesenjangan antara kemampuan model AI internal yang canggih dan model yang tersedia secara luas.

Implikasi dan Skeptisisme

Meskipun ada skeptisisme mengenai klaim tersebut, pencapaian ini menunjukkan bahwa model AI semakin mahir dalam penalaran dan pemecahan masalah kompleks. Namun, ketersediaan model yang lebih mumpuni untuk publik masih menjadi tantangan. Terlepas dari kontroversi, keberhasilan AI dalam IMO membuka peluang baru dalam pengembangan AI yang mampu memecahkan masalah dunia nyata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *