Neuralink Diklaim Sebagai ‘Disadvantaged Business’: Ironi di Balik Ambisi Elon Musk?
Neuralink, perusahaan rintisan (startup) implan otak yang didirikan oleh Elon Musk, baru-baru ini menuai kontroversi. Perusahaan yang bernilai fantastis, yakni 9 miliar dolar AS, mengklaim dirinya sebagai “small disadvantaged business” atau bisnis kecil yang kurang beruntung.
Pengajuan ini terungkap dari dokumen yang diajukan ke Small Business Administration (SBA). Dalam dokumen tersebut, Neuralink menyatakan diri sebagai “Self-Certified Small Disadvantaged Business”. Menurut SBA, status ini diberikan kepada perusahaan yang minimal 51% sahamnya dimiliki dan dikendalikan oleh individu yang kurang beruntung secara sosial dan ekonomi.
Kriteria ‘Disadvantaged’ yang Dipertanyakan
Klaim ini langsung memicu pertanyaan. Bagaimana mungkin perusahaan dengan valuasi miliaran dolar, yang dipimpin oleh salah satu orang terkaya di dunia, bisa dianggap sebagai bisnis yang kurang beruntung? Definisi “disadvantaged” menurut kode peraturan federal mencakup individu yang mengalami prasangka rasial atau etnis, atau bias budaya dalam masyarakat Amerika karena identitas mereka.
MuskWatch, sebuah Substack yang fokus pada Elon Musk, menuding Neuralink telah memalsukan formulir federal. Mereka menyoroti bahwa status SDB hanya bisa diklaim oleh perusahaan yang dimiliki oleh individu yang kurang beruntung secara ekonomi, dengan batasan kekayaan bersih tidak melebihi $850.000 (tidak termasuk nilai tempat tinggal utama).
Kontradiksi dengan Pandangan Elon Musk
Situasi ini menjadi semakin ironis mengingat Elon Musk seringkali mengkritik program DEI (Diversity, Equity, and Inclusion) dan bantuan pemerintah. Kini, perusahaannya sendiri justru memanfaatkan program tersebut. Hal ini juga mengingatkan bahwa perusahaan Musk lainnya, seperti Tesla dan SpaceX, telah lama menerima manfaat dari bantuan federal.
Neuralink: Ambisi dan Kontroversi
Didirikan pada tahun 2016, Neuralink bertujuan untuk menciptakan antarmuka antara otak manusia dan komputer melalui implan saraf. Perusahaan ini telah mendapatkan izin FDA untuk uji klinis pada manusia dan bahkan telah mendemonstrasikan seorang pasien lumpuh yang menggunakan implan otak untuk bermain video game.
Namun, pengembangan teknologi Neuralink juga diwarnai kontroversi, terutama terkait uji coba pada hewan. Beberapa hewan uji dilaporkan mengalami kematian yang tragis, yang memicu tuduhan kekejaman terhadap hewan dan tuntutan hukum.
Klaim Neuralink sebagai “small disadvantaged business” menambah daftar panjang kontroversi yang mengiringi perusahaan ini. Pertanyaan tentang etika, transparansi, dan tanggung jawab sosial terus membayangi ambisi Elon Musk dalam mewujudkan integrasi manusia dan mesin.
Leave a Reply