Fitur AI Kontroversial Windows 11 ‘Recall’ Kembali, Amankah Data Pengguna?

Fitur ‘Recall’ Windows 11 Kembali: Kontroversi Keamanan Data Berlanjut

Setelah penundaan hampir setahun, fitur Recall yang kontroversial untuk Copilot+ PC akhirnya kembali ke Windows 11, lengkap dengan tambahan kecerdasan buatan (AI). Fitur yang memungkinkan pengambilan screenshot otomatis ini, yang sempat memicu kekhawatiran soal privasi dan keamanan data, kini siap diuji coba oleh pengguna umum.

Apa Itu Fitur Recall?

Recall adalah fitur “memori fotografi” yang secara otomatis mengambil screenshot aktivitas pengguna di PC. AI kemudian menganalisis screenshot tersebut, memungkinkan pengguna mencari informasi yang pernah dilihat atau dikerjakan, bahkan jika sudah terlupakan. Berbeda dari versi awal, akses ke screenshot kini memerlukan autentikasi biometrik Windows Hello atau PIN.

Peningkatan dan Opsi Kontrol Pengguna

Microsoft mengklaim telah memberikan opsi kontrol lebih besar kepada pengguna. Pengguna dapat:

  • Mengaktifkan atau menonaktifkan Recall saat pertama kali masuk ke Windows 11 setelah pembaruan.
  • Menghapus Recall sepenuhnya dari PC.
  • Menentukan alokasi penyimpanan untuk screenshot (minimal 25GB untuk penyimpanan 512GB atau 1TB).
  • Memfilter situs web yang tidak ingin di-screenshot (tersedia untuk browser berbasis Chromium, termasuk Chrome, Edge, Firefox, dan Opera).

Fitur AI Lainnya di Windows 11

Selain Recall, Microsoft juga memperkenalkan fitur AI lainnya, termasuk:

  • Pencarian Windows yang Ditingkatkan: Fungsi pencarian di taskbar dan File Explorer diklaim lebih cerdas dalam memahami maksud pengguna, bahkan dengan input yang ambigu atau berbentuk percakapan.
  • Click to Do: Mirip dengan fitur klik kanan di Mac dengan Apple Intelligence atau Gemini di Chromebook, fitur ini memungkinkan akses cepat ke berbagai tindakan, seperti meringkas atau menulis ulang teks, melalui kombinasi tombol Windows Key+klik mouse.

Kontroversi Keamanan dan Privasi

Meskipun Microsoft telah berupaya meningkatkan keamanan, banyak pakar keamanan yang tetap skeptis. Kekhawatiran utama adalah potensi Recall mencatat informasi sensitif seperti nomor rekening bank atau nomor jaminan sosial, terutama jika tidak diakses melalui situs web atau aplikasi yang dilindungi. Jika informasi sensitif dikirim ke PC lain yang menjalankan Recall, data tersebut juga berisiko terekam.

Kesimpulan

Kembalinya fitur Recall di Windows 11 dipastikan akan terus memicu perdebatan. Meskipun Microsoft memberikan lebih banyak kontrol kepada pengguna, pertanyaan tentang keamanan dan privasi data tetap menjadi perhatian utama. Pengguna disarankan untuk mempertimbangkan dengan cermat risiko dan manfaatnya sebelum memutuskan untuk mengaktifkan fitur ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *