Harga Saham Apple Anjlok Setelah Eksekutif Mengatakan Pertimbangkan Integrasi AI ke Safari

Harga Saham Apple Tertekan Isu Integrasi AI ke Safari

Harga saham Apple mengalami penurunan setelah Eddy Cue, Senior Vice President of Services Apple, menyatakan bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan opsi untuk mengintegrasikan fitur pencarian berbasis AI ke dalam peramban web Safari. Pernyataan ini disampaikan saat Cue memberikan kesaksian dalam sidang antitrust Google di Washington.

Cue juga menyampaikan keyakinannya bahwa mesin pencari berbasis AI berpotensi menggantikan mesin pencari standar seperti Google di masa depan. Menurutnya, jumlah pencarian Google yang dilakukan melalui Safari mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, yang dikaitkan dengan popularitas mesin pencari AI.

Pertimbangan Kemitraan Apple dengan Perusahaan AI

Meskipun mengakui bahwa teknologi pencarian AI belum cukup matang untuk diterapkan secara luas di Safari, Cue mengungkapkan bahwa Apple telah melakukan pembicaraan dengan OpenAI, Perplexity, dan Anthropic. Apple sebelumnya telah mengumumkan kemitraan dengan OpenAI untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam beberapa produknya. Namun, Cue menekankan pentingnya memiliki opsi untuk beralih ke penyedia lain jika ada perusahaan yang menonjol sebagai pemimpin dalam pencarian AI.

Dampak pada Saham Apple dan Alphabet

Laporan dari Bloomberg mengenai kesaksian Cue menyebabkan penurunan harga saham baik Alphabet (induk perusahaan Google) sekitar 8% dan Apple sekitar 2%. Kesaksian dari eksekutif perusahaan teknologi lainnya, termasuk Yahoo, Microsoft, dan OpenAI, juga diharapkan akan memeriahkan persidangan.

Implikasi bagi Hubungan Apple dan Google

Kesaksian Apple sangat relevan mengingat Google membayar Apple sekitar $20 miliar per tahun untuk menjadi mesin pencari default di Safari. Berdasarkan perjanjian ini, Apple menerima sebagian dari pendapatan iklan Google dari pencarian yang dilakukan melalui Safari. Cue mengungkapkan kekhawatirannya kehilangan bagian pendapatan ini.

Latar Belakang Gugatan Antitrust Terhadap Google

Google saat ini menghadapi dua gugatan antitrust terpisah yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS. Gugatan yang terbaru menuduh Google secara ilegal mempertahankan monopoli di pasar pencarian dan periklanan pencarian. Argumen utama dalam kasus ini adalah bahwa perjanjian eksklusif yang dibuat Google dengan penyedia platform tertentu (seperti Apple) untuk menjadi peramban default bersifat monopolistik secara ilegal.

Pada Agustus lalu, Hakim Amit P. Mehta dari Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Washington, DC, memutuskan untuk menolak Google dalam persidangan. Meskipun Google berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut, tindakan itu harus menunggu sampai fase perbaikan dari persidangan selesai.

Selain itu, gugatan tahun 2023 yang diajukan oleh Departemen Kehakiman terhadap Google berpendapat bahwa raksasa pencarian itu secara ilegal memonopoli pasar teknologi iklan digital. Bulan lalu, Google dinyatakan bersalah atas dua dari tiga dakwaan yang diajukan terhadapnya. Google juga berencana untuk mengajukan banding atas putusan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *