Walmart Peringatkan Kenaikan Harga Akibat Tarif Impor
Konsumen di Amerika Serikat bersiaplah untuk membayar lebih mahal untuk berbagai barang. Raksasa ritel Walmart telah mengeluarkan peringatan bahwa harga barang akan segera melonjak akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.
Saat ini, Amerika Serikat mengenakan tarif sebesar 30% untuk sebagian besar barang yang masuk dari China, turun dari 145% yang diberlakukan setelah pengumuman “Hari Pembebasan” pada 2 April lalu. Meskipun pengecer online seperti Temu dan Shein sudah merasakan dampaknya, pertanyaan besar bagi konsumen adalah kapan kenaikan ini akan terlihat di toko-toko lokal.
Kapan Kenaikan Harga Akan Terasa?
Menurut CEO Walmart, Doug McMillon, kenaikan harga diperkirakan akan terjadi pada akhir Mei. Dalam sebuah earnings call, McMillon menjelaskan bahwa ada kategori barang yang perlu diimpor, dan harga barang-barang tersebut kemungkinan besar akan naik, yang tentunya tidak baik bagi konsumen.
Pernyataan Resmi dari Walmart
McMillon memuji pemerintahan Trump karena menurunkan tarif impor dari China, meskipun para ekonom berpendapat bahwa penundaan ini bersifat sementara dan merupakan pajak baru yang sangat besar untuk semua barang yang datang dari luar negeri. Tarif universal sebesar 10% juga berlaku untuk barang-barang yang datang dari negara lain di seluruh dunia, yang merupakan beban tambahan bagi konsumen.
Dampak Langsung pada Konsumen
CFO Walmart, John David Rainey, dalam wawancaranya dengan CNBC, memberikan perkiraan waktu yang lebih rinci mengenai kapan kenaikan harga akan mulai terasa. Sayangnya, waktunya sudah dekat.
“Kami dikenal dengan harga rendah setiap hari, tetapi besarnya kenaikan ini lebih dari yang bisa diserap oleh pengecer mana pun,” kata Rainey. “Ini lebih dari yang bisa diserap oleh pemasok mana pun. Jadi saya khawatir konsumen akan mulai melihat harga yang lebih tinggi. Anda akan mulai melihatnya, kemungkinan menjelang akhir bulan ini, dan tentu saja lebih banyak lagi di bulan Juni.”
Ketidakpastian Pasar dan Tantangan Ritel
Rainey juga menyoroti ketidakpastian yang dihadapi para peritel saat ini. Ia mengatakan bahwa para peritel berharap memiliki “bola kristal” untuk mengetahui tarif yang akan berlaku pada waktu tertentu, sehingga mereka dapat mengelola aliran inventaris mereka dengan lebih baik.
Ketidakmampuan Walmart untuk memberikan perkiraan pendapatan kuartal kedua menunjukkan betapa sulitnya merencanakan bisnis di tengah ketidakpastian kebijakan tarif impor. Hal ini menciptakan tantangan besar bagi peritel dalam mengelola harga dan inventaris mereka.
Respons dari Presiden Trump
Presiden Trump tampaknya meremehkan kekhawatiran tentang kenaikan harga yang akan dialami oleh konsumen Amerika. Ia bahkan berseloroh bahwa masyarakat Amerika dapat hidup dengan lebih sedikit barang. Pernyataan ini kontras dengan janji kampanyenya di tahun 2024 untuk menurunkan harga “pada hari pertama”.
Trump memberikan contoh tentang jumlah boneka yang dimiliki anak-anak, menyiratkan bahwa mereka bisa saja memiliki lebih sedikit boneka dan membayar sedikit lebih mahal. Namun, dengan tarif 30% yang saat ini dikenakan pada barang-barang dari China, lelucon tentang boneka mungkin akan menjadi kurang lucu bagi banyak orang Amerika dalam waktu dekat.
Leave a Reply