FEMA Alihkan Tanggung Jawab Bencana ke Negara Bagian Setelah Tornado Mematikan

FEMA Alihkan Tanggung Jawab Bencana ke Negara Bagian: Apa Artinya?

Di tengah duka akibat serangkaian tornado mematikan dan persiapan menghadapi musim badai, Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) mengumumkan perubahan signifikan dalam kebijakannya. FEMA akan mengalihkan tanggung jawab pemulihan bencana kepada pemerintah negara bagian. Kebijakan ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan negara bagian untuk merespons secara efektif terhadap bencana alam yang semakin sering dan dahsyat.

Perubahan Kebijakan FEMA dan Dampaknya

Menurut laporan Associated Press (AP), kepala pelaksana FEMA, David Richardson, menyatakan bahwa agensi akan “mengembalikan keutamaan kepada negara bagian” sesuai dengan rencana pemerintahan Trump. Ini berarti bahwa negara bagian yang terkena dampak bencana alam hanya akan menerima bantuan federal “jika dianggap perlu.”

Perubahan ini berpotensi mengurangi secara drastis jumlah bantuan yang dapat diperoleh negara bagian dari FEMA. Richardson memperingatkan bahwa pembagian biaya tradisional FEMA, yang mencakup 75% dari biaya pemulihan bencana, dapat berubah pada musim panas ini.

Kekhawatiran tentang Kesiapan Negara Bagian

Jeremy Edwards, mantan wakil direktur urusan publik FEMA selama pemerintahan Biden, menyatakan kekhawatirannya. Ia menjelaskan bahwa meskipun negara bagian biasanya memimpin respons bencana, mereka bergantung pada sumber daya federal. Tidak semua negara bagian memiliki sumber daya yang cukup untuk mengambil alih tanggung jawab yang lebih besar.

“Tidak jelas apa yang mereka maksud ketika mereka mengatakan mengembalikan keutamaan kepada negara bagian,” katanya. “Apa artinya itu ketika negara bagian tertentu tidak memiliki sumber daya dalam anggaran mereka sendiri untuk menanggapi dan pulih dari peristiwa bencana?”

Tornado Mematikan dan Musim Badai yang Aktif

Pengumuman FEMA ini datang sehari sebelum badai dahsyat menyebabkan beberapa tornado di wilayah selatan-tengah AS. Kentucky dan Missouri mengalami kerusakan parah, dengan ratusan rumah rusak dan sedikitnya 27 orang meninggal. AccuWeather memperkirakan total biaya kerusakan antara $9 miliar dan $11 miliar.

Badan Cuaca Nasional (NWS) memperingatkan bahwa risiko badai petir parah masih ada untuk sebagian wilayah Midwest dan Tenggara. Lebih banyak tornado dapat terbentuk di beberapa daerah, selain hujan es dan angin kencang. Peristiwa cuaca ekstrem multi-hari ini menandai awal musim bencana 2025 yang aktif, yang akan benar-benar dimulai ketika musim badai Atlantik secara resmi dimulai dalam sekitar dua minggu.

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) berencana untuk merilis perkiraan musim badai pada hari Kamis. Para ahli telah memprediksi 17 badai bernama dan sembilan badai untuk tahun ini, empat di antaranya bisa menjadi besar (Kategori 3 ke atas).

Dampak Keuangan pada Negara Bagian

Perubahan kebijakan FEMA akan meningkatkan tekanan keuangan pada negara bagian ketika mereka menghadapi musim badai yang kemungkinan akan aktif. Seorang juru bicara agensi mengatakan bahwa “semua persyaratan operasional dan kesiapsiagaan akan terus dikelola tanpa gangguan dalam koordinasi erat dengan pejabat lokal dan negara bagian.”

Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem menyatakan bahwa dia telah berbicara dengan gubernur Missouri, Kentucky, dan Illinois “untuk menawarkan sumber daya dan tindakan federal untuk tornado mematikan dan badai yang berdampak” pada negara bagian tersebut.

Potensi Pemangkasan Staf FEMA

Menurut Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (NRDC), FEMA telah kehilangan sekitar 2.000 karyawan penuh waktu sejak Trump menjabat pada bulan Januari. Selama balai kota staf, Richardson mengatakan pemangkasan staf tambahan dapat terwujud karena lebih banyak fungsi agensi dialihkan ke negara bagian.

Perubahan besar-besaran ini menimbulkan kekhawatiran tentang kesiapan agensi untuk musim badai Atlantik yang akan segera tiba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *