RUU Texas Usulkan Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah Umur: Kontroversi dan Kekhawatiran Privasi

RUU Texas Usulkan Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah Umur

Texas berpotensi menjadi negara bagian terdepan dalam regulasi media sosial yang ketat. RUU yang diusulkan, House Bill 186, akan melarang anak di bawah umur membuat akun di platform media sosial seperti Twitter, TikTok, dan Instagram. Selain itu, platform diwajibkan untuk menerapkan metode verifikasi usia.

Argumen Pendukung dan Penentang

Pendukung RUU ini berpendapat bahwa langkah tersebut akan melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial. Namun, kritikus khawatir bahwa larangan ini justru dapat merugikan anak-anak dan melanggar hak-hak mereka.

Detail RUU HB 186

HB 186 mewajibkan platform media sosial untuk menggunakan “data transaksi publik atau privat” untuk memverifikasi usia pengguna. Orang tua juga dapat meminta penghapusan akun anak mereka, dan perusahaan harus mematuhi permintaan tersebut dalam waktu 10 hari. RUU ini mendefinisikan platform media sosial sebagai situs web atau aplikasi yang memungkinkan pengguna berkomunikasi satu sama lain untuk tujuan utama memposting informasi, komentar, pesan, atau gambar. Pengecualian diberikan untuk email, situs berita, atau perjudian.

Motivasi di Balik RUU

Rep. Jared Patterson, penulis RUU tersebut, menekankan bahwa HB 186 bertujuan untuk mengatasi krisis kesehatan mental yang dihadapi kaum muda. Ia berpendapat bahwa media sosial adalah produk paling berbahaya yang dapat diakses anak-anak secara legal di Texas.

Tren Nasional dan Perbandingan dengan Negara Lain

Menurut Age Verification Providers Association, 10 negara bagian telah mengesahkan undang-undang yang membatasi akses anak di bawah umur ke media sosial sejak Juni 2024. Namun, Florida adalah satu-satunya negara bagian lain yang memiliki larangan langsung serupa, tetapi hanya berlaku untuk mereka yang berusia di bawah 14 tahun.

Dukungan dan Kekhawatiran Hak Asasi

HB 186 telah lulus dari DPR Texas dengan dukungan bipartisan. Namun, RUU ini juga menghadapi kritik karena dianggap melanggar hak Amandemen Pertama. Megan Stokes dari Computer & Communications Industry Association berpendapat bahwa RUU tersebut bertentangan dengan hukum kontrak Texas dan merusak hak remaja untuk mengakses informasi, mengekspresikan diri, dan berpartisipasi dalam ekonomi digital.

Kekhawatiran Privasi dan Data

Kritikus juga menyoroti potensi masalah privasi yang terkait dengan RUU verifikasi usia. Meskipun RUU tersebut menyatakan bahwa platform media sosial harus menghapus data pribadi yang dikumpulkan untuk verifikasi usia, tidak ada pedoman yang jelas tentang bagaimana platform harus membuktikan kepatuhan mereka. Hal ini dapat mendorong platform untuk mengumpulkan dan menyimpan informasi sensitif, menciptakan database besar yang rentan terhadap peretasan.

Dampak Potensial dan Argumen Balik

Morgan McGuire, seorang remaja Texas dan pembuat konten TikTok, berpendapat bahwa konten berbahaya yang terpapar oleh kaum muda secara online tidak akan hilang ketika mereka berusia 18 tahun. Larangan ini justru dapat merugikan kesehatan mental kaum muda karena mereka kehilangan sistem pendukung yang mereka miliki saat masih di bawah umur.

Kesimpulan

RUU Texas untuk melarang anak di bawah umur dari media sosial memicu perdebatan sengit tentang keselamatan anak, hak asasi, dan privasi data. Sementara pendukung mengklaim bahwa RUU ini akan melindungi anak-anak dari bahaya online, kritikus memperingatkan tentang potensi konsekuensi negatif dan pelanggaran hak-hak sipil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *